Majelis Ulama Indonesia berharap rencana kunjungan Menlu AS Condoleezza Rice ke pusat studi Islam saat lawatannya ke Indonesia Selasa (14/3), bukan dalam konteks mempengaruhi cara berfikir umat Islam, dengan memberikan usulan kurikulum untuk pesantren ataupun pusat studi Islam. Demikian diungkapkan Salah Satu Ketua MUI Ma’ruf Amin kepada wartawan di Kantor Sekretariat MUI, Jakarta, Senin (13/03/06).
"Kalau berkunjung saja atau beri bantuan tidak apa-apa, asalkan jangan ikut campur dan mempengaruhi cara berfikir kita di sini," katanya.
Menurutnya, pemerintah Amerika Serikat tidak perlu mencampuri masalah dalam negeri Indonesia terlalu jauh, apalagi hal-hal yang menyangkut masalah keagamaan, peraturan perundang-undangan serta hubungan antar agama.
"Umat Islam Indonesia jangan diganggu, biarkan kita berkembang dengan budaya, dan cara berfikir sesuai yang ada di Indonesia, dan biarkan saja pesantren berkembang sesuai apa adanya," tandasnya.
Lebih lanjut Ma’ruf menegaskan kedatangan Menlu AS akan bernilai positif, jika hanya bertujuan untuk membangun kerjasama, bukan dengan maksud lain misalnya melakukan intervensi terhadap kebijakan pemerintah Indonesia.
Mengenai rencana pembicaraan masalah pemberantasan terorisme, Ia menyatakan pada hakekatnya saat ini umat Islam Indonesia sudah menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai terorisme, bahwa jihad bukan termasuk aksi teror dan teror bukan termasuk jihad, namun selama ini AS telah menciptakan persepsi yang salah, dan menganggap jihad itu sebagai teror.
Ia menilai Undang-undang anti teror yang ada saat ini secara implisit telah memojokkan Islam, padahal secara umum sebuah Undang-undang seharusnya dapat dibuat secara adil.
Ma’ruf mengakui, MUI belum mengagendakan bertemu dengan Menlu AS saat berkunjung ke Indonesia, tetapi pihaknya akan memonitor setiap perkembangan kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Condoleezza Rice. (novel)