Natalius Pigai Minta Seluruh Negara Tuntut China Ganti Rugi Soal Corona

Sejak berubah dari Wuhan Institute of Microbiology menjadi Wuhan Institute of Virology pada 1978, WIV mulai melakukan penelitian terkait dengan jenis-jenis virus, khususnya virus serangga dan hewan hingga 1990-an.

Dari laman WIV, mulai 1998, mereka mulai berfokus pada penelitian aplikasi mikroba dan inovasi teknologi tinggi biologis. Hingga pada 1999, mereka berhasil mengembangkan tipe dasar penelitian dan pengembangan teknologi tinggi. Pada 2002, mereka mengaku telah membuka tahap baru dalam pengembangan inovasi.

Dan pada 2003, muncul sebuah virus yang dinamakan SARS-CoV-1 di China atau yang disebut dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini diyakini berasal dari hewan, yaitu kelelawar yang berada di sebuah gua di Provinsi Yunnan.

Pada 2004, Prancis dan China menandatangani perjanjian kerja sama untuk mencegah penyakit baru. Mulailah pada 2005, keduanya membangun WIV yang saat ini dikenal selama 10 tahun lamanya. Setelah mendapatkan sertifikat pengakuan dan otentikasi, pada Agustus 2016 WIV melakukan penelitian ilmiah tentang pencegahan dan pengendalian penyakit menular baru.

WIV terus dikembangkan dengan tujuan bisa menjadi pusat penyimpanan benih virus dan laboratorium rujukan WHO. Sekitar tiga tahun kemudian, pada Desember 2019, muncul sebuah penyakit mirip pneumonia yang belum pernah ada sebelumnya di Wuhan. Tepatnya di Pasar Makanan Laut Wuhan di Distrik Jianghan. Hingga saat ini, penyakit yang memiliki nama Coronavirus Disease (Covid-19) yang muncul dari virus SARS-CoV-2 ini sudah menginfeksi ratusan ribu orang di lebih dari 150 negara.

Sejak Covid-19 muncul, dugaan pertama yang muncul adalah virus itu merupakan kebocoran dari Wuhan Institute of Virology. Meski pada akhirnya dibantah oleh China. (rmol)