Pakar Komunikasi: Kiai Ma’ruf Sudah Masuk Gelanggang Politik, Resiko Dibully Harus Diterima

Eramuslim.com – Peneliti politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, pilihan Joko Widodo pada KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres menunjukkan kekhawatiran Jokowi pada politik identitas.

“Pilihan terhadap Pak Ma’ruf ini menunjukkan kekhawatiran Jokowi berbasis identitas, makanya dia pilih yang bisa merangkul umat. Ma’ruf Amin ini adalah Ketua Umum MUI dan punya dukungan NU,” kata Arya seperti dikutip CNNIndonesia (09/08).

Hanya saja, dipilihnya KH Ma’ruf Amin bukan tanpa resiko, terutama bagi Kiai Ma’ruf sendiri. Setiap sindiran kepada tokoh Islam itu tentu akan memunculkan polemik, mengingat Kiai Ma’ruf adalah sosok yang dihormati.

Aktivis perempuan Ratna Sarumpaet sempat “diancam” netizen setelah sebelumnya mengomentari pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. “Banser di era Pak @jokowi ini sangar dan menakutkan ya. Ngancam-ngancam. Kasihan,” tulis Ratna di akun Twitter @RatnaSpaet menanggapi komentar akun @Alfanny1926.

“Hai kunyuk Ratna. Kami sudah tau rumah anda. Banser siap sedia menjaga marwah ulama NU…,” tulis @Alfanny1926 menanggapi tulisan @RatnaSPaet yang sebelumnya menulis: “GAK sampai hati rasanya menyaksikan ulama digadang-gadang seperti ini, ditunggangi semata demi ambisi kekuasaan ….”

Pakar komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Edy Effendi mengingatkan, begitu KH Ma’ruf Amin masuk ke gelanggang politik, harus siap menerima makian.

“Ma’ruf Amin sudah masuk ke gelanggang. Risiko dibully, dinyinyirin dan difitnah harus diterima. Ulama kek, habib kek, kalau masuk ke gelanggang politik harus siap menerima makian. Masih teringat ketika Ma’ruf Amin dibully, dinyinyirin Ahoakers dan Jokowers. Risiko. Terima saja,” tulis Edy di akun @eae18.(kl/itoday)