Pemikiran Intelektual Muslim, Tak Sejalan Harus Dikritik

Pemikiran keagamaan intelektual muslim yang kurang sejalan dengan pemahaman keagamaan umum, perlu dicermati dan dikaji. Pernyataan itu disampaikan Menteri Agama M Maftuh Basyuni dalam Seminar Nasional bertema "Membaca Ulang Orientasi Pemikiran Kaum Intelektual Muslim UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah" untuk membahas citra "liberal" UIN di masyarakat muslim, di Ciputat, Selasa(22/1).

"Kita perlu mengantisipasi dan menemukan langkah strategis agar pemikiran demikian itu tidak semakin berkembang. Intelektual muslim yang mempunyai pemahaman keagamaan yang membingungkan, meresahkan dan menyebabkan pendangkalan akidah maka perlu dikaji, "kata Menag.

Maftuh menegaskan, intelektual muslim yang baik tidak hanya menyampaikan pendapat namun juga harus bersedia mendengar pemikiran dan kritik pihak lain.

Ia juga mengatakan, ulama dan intelektual muslim seharusnya mencerahkan umat ditandai dengan menambah wawasan, pengetahuan dan mempertebal keyakinan kepada Allah SWT, mendorong memperbanyak ibadah dan amal shaleh, dan menghindari permusuhan.

Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) harus memantapkan posisinya sebagai lembaga yang mampu melahirkan sarjana agama yang layak menyandang prediket ulama serta memiliki komitmen keIslaman yang kuat.

Menag juga mengharapkan, pejabat terkait melakukan kajian kurikulum dan referensi karena corak pemikiran keagamaan mahasiswa banyak dipengaruhi dosen, kurikulum dan literatur.

Dan, lanjutnya, kesempatan belajar di jenjang S2 dan S3 khususnya untuk mata kuliah keagamaan, hendaknya diarahkan ke lembaga pendidikan yang dibina pakar dari kalangan muslim sendiri.

"Prinsip yang mengacu pada Quran dan hadist, tidak dimiliki oleh kalangan di luar pemeluk agama ini. Mereka tak mempercayai dan memahami esensi syariah sehingga mengantar pada pemikiran tentang Islam yang sifatnya liberal, "imbuhnya.

Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komaruddin Hidayat mengakui, banyak pihak menganggap kampusnya identik dengan orang-orang seperti JIL (Jaringan Islam Liberal), padahal Quraish Shihab juga orang UIN Syarif Hidayatullah. (novel/ant)