Pilpres 2019, Diamnya Sikap Muhammadiyah dan Kisah AR Fachruddin

Pak AR juga bercerita sering mendamaikan konflik antara militer dan tokoh-tokoh Islam. “Mendamaikannya cukup memakai tata krama Jawa yang halus,” kata Pak AR.

Kalau mentok, lanjutnya, ya ngomong ke Pak Harto. “Kalau sudah ke Pak Harto, semuanya selesai,” tuturnya.

Hubungan Pak AR dan Pak Harto memang sangat dekat. Komunikasinya pakai bahasa Jawa (Jawa krama/halus–Red). Pak Harto sangat menyukai Pak AR karena beliau tak pernah meminta apa pun untuk kepentingan pribadinya.

Tawaran menteri, jabatan, komisaris, mobil, rumah dari Pak Harto selalu ditolaknya. Kecuali untuk Muhammadiyah. Pak AR selalu ingat pesan KH Ahmad Dahlan: Hidup-hidupkan Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.

Pak AR tak pernah mau dikasih amplop kalau ceramah di manapun. Beliau paling suka kalau diundang orang-orang kecil di lembah Kali Code. “Kalau bukan saya yang ke Kali Code, siapa lagi,” ungkapnya.

Selain itu, aku juga selalu ingat pesan Pak AR. “Belajarlah untuk tidak mencintai dunia. Allah itu sangat pencemburu,” ujar Pak AR.

Pesan lain dari Pak AR yang juga terngiang sampai sekarang: “Kalau hatimu dipenuhi cinta dunia, lalu di mana tempat Allah di hatimu?” (rol)