Presiden World Bank Akan ke Jakarta, Beranikah Jokowi Mengecamnya Langsung?

7cc3b111-28a0-42cf-b077-053b1f22da99_169Eramuslim.com – Presiden Joko Widodo sempat membuat orang berdecak kagum karena dinilai berani mengkritik peran World Bank dalam Konferensi Asia Afrika, April lalu di Jakarta. Selang satu bulan kemudian, Presiden World Bank Jim Yong Kim akan berkunjung ke Indonesia. Lalu apakah Jokowi akan tetap terbuka setelah mengkritik World Bank?

“Ya, kalau memang waktunya memungkinkan, tampaknya enggak ada masalah,” kilah Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Negara soal kedatangan Presiden World Bank di Istana Negara, Jakarta (19/5).

Presiden World Bank Jim Yong Kim akan datang ke Indonesia selama empat hari pada 19-22 Mei. Selama di Indonesia, pria yang biasa di sapa Dr Kim tersebut dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun hingga saat ini belum dipastikan tanggal berapa Dr Kim akan bertemu dengan Jokowi.

“Saya enggak ingat. Saya cek dulu ke Setneg. Tapi seingat saya ada permintaannya (dari World Bank). Tapi apakah masuk ke jadwal presiden atau enggak, saya tidak tahu,” ujarnya.

Di panggung KAA, Presiden Jokowi mengecam keras World Bank, lantaran lembaga tersebut berpandangan bahwa  permasalahan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh lembaga-lembaga donor asing seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF) dan Asian Development Bank (ADB).

“Itu adalah pandangan usang dan perlu dibuang,” tegas Jokowi saat peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu 22 April lalu.

Jokowi menegaskan, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan asing tersebut. Pola pikir tersebut harus segera diubah. “Kita mendesak reformasi arsitektur keuangan global,” papar Jokowi.

Pemasalahan keberanian seorang Jokowi mengecam langsung Presiden World Bank memang patut dipertanyakan. Namun mungkin yang lebih tepat, bisakah Jokowi berbicara mengecam langsung Presiden World Bank menggunakan bahasa Inggris, tidak melalui penterjemah? Ini mungkin yang jadi masalah sesungguhnya. (rz)