SBY: Sektor Tambangan Harus Untungkan Rakyat Banyak

Pemerintah RI dan Iran sepakat untuk merealisasikan pembangunan kilang minyak di Banten dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari. Di mana, kerjasama itu akanmelibatkan PT Pertamina (persero), Oil Refining Industries Developing Company (ORIDC) dan Petrofield Refining Company Ltd (Malaysia)

Demikian dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan Indonesia dalam sesi jumpa pers, di Istana Saad Abad, Teheran, Selasa malam.

"Pembagian sahamnya 40 persen Pertamina, 40 persen Iran dan 20 persen Malaysia, " katanya.

Presiden Yudhoyono berharap dengan adanya kilang baru yang disebutkan bernilai 6 miliar dolar AS itu, maka pasokan bahan bakar di dalam negeri akan meningkat. Selain itu, pengolahan yang di dalam negeri juga diharapkan dapat membuat harga lebih murah.

Lebih lanjut SBY mengatakan, kerjasama sektor energi, terutama minyak bumi dan gas memang menjadi fokus kerjasama kedua negara. Ia juga menjelaskan bahwa Pertamina mengikuti tender eksploitasi minyak di Iran.

Selain kesepakatan kerjasama pembangunan kilang minyak itu, kedua negara juga menyepakati kerjasama antara PT Pusri dan suatu pabrik di Iran untuk membangun pabrik petrokimia yang bertujuan menjaga pasokan pupuk.

Dalam kesempatan itu, Presiden menegaskan juga mengenai perlunya memilih perusahaan mitra kerjasama yang benar-benar memberikan keuntungan kepada masyarakat sekitar, tidak seperti pengalaman di masa lalu di mana proyek-proyek pertambangan tidak memberi manfaat banyak pada masyarakat sekitar.

"Sekalipun Iran dikenai embargo di sejumlah bidang, namun program kerjasama itu dipastikan aman secara finansial, " tandas SBY meyakinkan.

Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan dua hari ke Iran, 10-12 Maret 2008, guna melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dan pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khameini. (novel/ant)