Sebarkan Paham Sesat Jadi Penyebab Utama Masyarakat Serbu Penganut Ahmadiyah NTB

Saksi mata ini memastikan, kejadian berawal sejumlah jamaah yang menyebarluaskan ajaran Ahmadiyah. Dari hari ke hari, pengikut semakin banyak, padahal pada beberapa bulan yang lalu para pengikut ini sudah bersumpah dan bersedia kembali ke ajaran yang benar. Namun, janji-janjinya diingkari. “Tahun 2017 yang lalu sudah bersumpah dan bersedia kembali ke Islam yang benar. Tapi saat ini muncul lagi,” sesalnya.

Penuturan sama disampaikan warga lainnya, Inaq Tom, tahun 2017 sekitar 5 orang jemaah Ahamdiah sudah berjanji akan bertobat dan kembali kepada Islam. Perjanjian itu disaksikan langsung pemerintah daerah dan aparat penegak hukum serta unsur masyarakat lainnya.

Setelah janji tobat itu, warga Ahmadiyah ini kemudian dibebaskan bergaul selayaknya masyarakat lain. Mereka juga sempat menunaikan ibadah salat Jumat sekali. Setelah itu, mereka tak pernah lagi terlihat beribadah.

‘’Setelah itu tak terlihat lagi mereka beribadah. Eee, gak taunya sekarang jumlah jemaahnya sudah 33 orang. Bahkan, bisa lebih, pantas saja diusir,” tegasnya.

Kepala Dusun Lauk Eat Desa Gereneng, Sudirman menyayangkan kejadian ini. Karena permasalahan ini yang tidak kunjung tuntas dari tahun ke tahun. Sehingga pemerintah diharapkan bisa memberikan solusi untuk mengasingkan jemaah Ahmadiyah ini. “ Dari dulu warga minta agar diberikan lokasi khusus, tapi belum bisa dilakukan,” katanya. (jpnn)