Sertifikasi Halal dan 5 Point Penting di Dalamnya

Menurutnya, kampus tidak harus memiliki laboratorium sendiri karena dapat berpartner dengan pihak lain. Sukoso mencontohkan Pusat Studi Halal Unibraw memproduksi kit untuk mendeteksi dini diabetes mellitus yang dikerjakan bersama-sama oleh fakultas MIPA, kesehatan masyarakat untuk mencapai standar halal.

4. Dampak ekonomi dari sertifikasi halal

Bicara soal produk halal menurut Sukoso adalah bicara tentang besarnya potensi rupiah yang bisa didulang. Pasalnya, populasi 200 juta lebih Muslim di Indonesia merupakan market nyata yang harus diolah.

“Jika kita tidak memanage maka orang lain yang akan me-manage, jadi jangan sampai kita yang gigit jari,” kata Sukoso menjelaskan betapa agresifnya negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand dalam merespon perkembangan industri halal.

Pendapat senada pernah diungkapkannya saat menjadi ahli dalam sidang judicial review atau uji materi terhadap UU Jaminan Produk Halal di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Juli 2017.

5. Sertifikasi halal dapat lebih mandirikan UMKM

Sukoso mengungkapkan industri/bisnis halal sangat potensial ditangkap oleh UKM/UMKM karena mereka akan tumbuh menjadi kompetitor di tingkat global yang profesional dan obyektif sehingga peran pemerintah bisa jadi tak lagi diperlukan.

Soal anggapan bahwa produk yang bersertifikat halal menjadi mahal, Sukoso menjelaskan jika hal itu dengan sendirinya akan dijawab oleh pasar yang lebih mementingkan produk yang berkualitas, hiegienis, dan aman, yang kesemuanya hanya ada dalam produk dengan jaminan halal.

“Mentalitas bangsa ini, apa-apa mahal, padahal dalam sekian tahun dia akan dapat keuntungan,” jelasnya kembali. (Hls)