Setelah Telegram, Bank yang Digunakan Teroris Juga Akan Ditutup?

Eramuslim – Pemblokiran aplikasi Telegram dan rencana pemblokiran media sosial lainnya dengan alasan radikalisme dan terorisme diprotes berbagai pihak, termasuk diantaranya adalah Pakar Komunikasi Digital Anthony Leong.

“Pemblokiran seluruh aplikasi media sosial yang mempermudah jalannya kegiatan kelompok terorisme, sebetulnya tidak tepat. Ada sisi positif dalam aplikasi tersebut yang digunakan masyarakat,” ujar Anthony seperti dilansir Republika, Senin (17/7).

Anthony menambahkan, “Saya sih sangat tidak setuju kalau memang Kemenkominfo akan memblokir seluruh aplikasi media sosial media.”

Anthony menganalogikan, kalau kelompok teroris tertentu menggunakan satu perbankan untuk menjalankan aksinya, lantas apakah bank tersebut juga harus ditutup. “Misalnya teroris itu tinggal di rumah warga, apakah rumah itu harus dihancurkan padahal rumah itu milik masyarakat lain,” tambahnya.

Menurut Anthony, pemerintah telah menggunakan logika yang salah jika pada akhirnya menutup aplikasi media sosial yang serupa dengan Telegram. “Seharusnya pemerintah meningkatkan tingkat keamanan dengan model lain bukan dengan menutup media sosial.”

Lagi pula banyak masyarakat yang memanfaatkan medsos untuk keperluan bisnis kecilnya. Artinya, ada sisi positif medsos yang juga harus diperhatikan pemerintah.

“Bayangkan kalau itu ditutup berapa juta umat yang merugi. Berapa omset yang merugi dari UMKM yang memanfaatkan telegram untuk bisnis, jadi jangan lihat dari sisi negatif tapi juga positifnya untuk masyarakat,” ungkapnya. (IM/Ram)