Siap Dialog Soal Boyolali, Prabowo Akui Dirinya ‘Tampang Bojo Koneng

“Demokrasi ya harus dinamis, kalau demokrasi dialogis, kalau enggak boleh melucu, tidak boleh seloroh, tidak boleh joking, tidak boleh bercanda, ya bosan. Tidur lah nanti semua [hadirin], capek mereka, kasihan,” ucap dia, yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Menurut dia, penggunaan ujaran ‘tampang Boyolali’ itu merupakan bagian dari solidaritas dan pemahamannya terhadap kondisi masyarakat. Pasalnya, hal yang ia soroti dalam pidato lebih dari 40 menit itu adalah soal kesenjangan ekonomi di masyarakat, di mana kekayaan hanya dinikmati segelintir orang.

“Justru empati, kalau bicara tampang. Kalau di Boyolali [saya sebut] tampang Boyolali, kalau di Brebes, tampang Brebes. Itu kan selorohnya dalam arti empati saya, solidaritas saya dengan orang [bahwa] saya tahu kondisi kalian,” tutur dia.

“Kalau saya tampang Bojong Koneng terimakasih lah, memang,” ucap Prabowo. (Cnni)