Sosok Ibundanya Bung Karno Disebut Jadi Alasan Sukmawati Pindah ke Agama Hindu

Menurutnya, pemilihan tempat Bale Agung Singaraja merupakan perintah langsung dari Sukmawati. Tempat dipilih karena ada kaitannya dengan neneknya atau Ibunda Sukarno, yakni Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.

“Dan kami dari The Soekarno Center diminta untuk menyiapkan acara di Bali. Ya untuk sesajen, untuk ritual, untuk resepsi, semuanya disiapkan dan sudah confirm acaranya,” jelas Arya Wedakarna.

Wedakarna yang juga Ketua The Soekarno Center itu mengatakan Sukmawati pindah ke pangkuan dharma kemungkinan karena Bali. Menurutnya, selama 19 tahun mendampingi di Partai Nasional Indonesia (PNI) dan The Soekarno Center, Sukmawati lebih banyak datang ke pura dan mengikuti acara Hindu serta suka berdiskusi dengan para pemangku maupun pendeta.

Jadi menurut saya, itu pilihan beliau ya, jadi kalau alasan yang paling utama kan tentu beliau yang tahu. Jadi kami tidak masuk ke wilayah itu. Kami diminta menyiapkan acara untuk putri proklamator dan kami siapakan semuanya,” jelasnya.

Anggota DPD RI Dapil Bali itu juga mengatakan keputusan Sukmawati memeluk agama Hindu juga sudah melakukan pertemuan dengan internal atau keluarganya. Informasi yang didapatnya, Sukmawati telah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.

“Putra-putri beliau ada tiga orang kan. Mendapat persetujuan juga dari kakak dan adik putri Bung Karno yang lain seperti Ibu Mega, Ibu Rahma almarhum, Bapak Guntur, dan Bapak Guruh,” kata dia.

“Jadi semuanya sudah setuju. Itu urusan beliau untuk minta izin. Karena kan salah satu syarat dari Sudhi Wadani ini adalah ada izin dari keluarga,” papar Wedakarna.

Dia menuturkan, Sukmawati lahir memeluk agama Islam, termasuk suaminya. Kepindahan Sukmawati Soekarnoputri kini ke pangkuan dharma yakni bermaksud untuk kembali ke pangkuan neneknya, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.

“Dulu nenek beliau kan ada yang Hindu begitu kan. Jadi kembali ke pangkuan Hindu Dharma, jadi justru beliau yang menyarankan. Tokoh-tokoh Bali juga menyarankan jadi untuk menjaga kebinekaan kita,” jelas Wedakarna.(detik)