Staf Ahli Wapres JK: Kondisi Indonesia Sekarang Lebih Parah Ketimbang 1998

sofjanEramuslim.com – Boleh saja Jokowi ngomong kalau Indonesia masih punya banyak duit, walau hasil ngutang. Boleh saja Jokowi ngeles dengan jurus Seribu Kodok jika sekarang ini bukan krisis tapi cuma pelambatan ekonomi. Dan boleh saja Jokowi menuding media memelintir pernyataannya soal ekonomi Indonesia akan meroket di bulan September, walau ada video yang nyata-nyata memang Jokowi yang ngomong. Namanya Jokowi ya biarkan saja. Yang waras ngalah.

Tapi ternyata Jokowi dibantah oleh Staf Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla bernama Sofjan Wanandi. Menurut Sofjan, kondisi sektor riil saat ini tengah mengalami masa-masa berat, bahkan lebih berat dari krisis keuangan di 1998 lalu. Hampir semua pengusaha mengeluhkan kondisi ekonomi, kepastian hukum, dan jaminan keamanan yang turun.

“Kita perlu bersama-sama. Tidak pernah merasakan kayak begini. Pada 1998 krisis keuangan, sekarang sektor riil yang menurut kami lebih berat,” jelas Staf Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, dalam dialog Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dengan Penegak Hukum, di Hotel JS Luwansa, Jakarta  (21/9).

Sofjan mengakui, daya beli masyarakat Indonesia saat ini sangat turun. Kondisi lesunya sektor riil ini, menurut Sofjan, belum pernah dihadapi oleh Indonesia.

“Bagaimana sekarang teman-teman pengusaha harus rumahkan karyawan karena tenaga beli turun. Turunkan dari 3 shift menjadi 1-2 shift. Bahkan berhentikan. Kita lihat 6 bulan pertama lebih dari 800.000 orang jadi pengangguran juga,” ujar Sofjan.

Tak hanya itu, Sofjan mengatakan, dalam 6 bulan ke depan masalah ekonomi dunia tidak bisa diprediksi. Meski begitu, Sofjan meminta pengusaha dan pemerintah tidak saling menyalahkan. Sofjan meminta pengusaha untuk tidak melakukan PHK.

“Kami lakukan deregulasi. Itu dilakukan 2 bulan lalu, karena maunya pejabat dan pengusaha itu lain. Paket (kebijakan ekonomi) dua dan ketiga di Oktober. Saya minta soal-soal kecil jangan diributkan. Kita cari jalan keluar di dalam kesulitan ini,” kata Sofjan.

Sebagai rakyat biasa, kita hanya bisa berikhtiar, mencari rezeki halal untuk menghidupi anak isteri kita dengan segala sesuatu yang halal. Selain berikhtiar, kita juga wajib berdoa agar Allah SWT mengirimkan seorang pemimpin bagi bangsa dan negara besar ini sebaik-baiknya pemimpin, tentu saja bukan yang seperti sekarang, karena Allah SWT pasti tidak buta dan tidak bisa dibohongi pasukannya kaum Koplakers. (ts)