Surat Terbuka Kader Hanura Pada Wiranto

wiranto-dukung-ahok-kader-hanura-berontak
Dari ekspresi wajahnya akan terlihat apakah seseorang itu berbicara sesuai hati nurani atau sedang membohongi hati nuraninya

Eramuslim.com – Berikut ini adalah kutipan surat terbuka yang ditulis oleh salah satu kader Hanura Ferry Razali kepada Ketua Umum Hanura Jendral Wiranto. Dalam surat ini bentuk kekecewaan Ferry Terhadap sikap wiranto yang secara sepihak dukung Ahok. Sebenarnya dalam partai Hanura Sendiri banyak kader potensial yang patut diusung, tetapi keputusan Wiranto membuat sebagian kader kecewa. Berikut Kutipan suratnya :

 
SAYA…sebagai salah satu kader partai, merasa bangga dan terhormat ketika saya diterima bergabung dengan Partai Hanura. Karena awalnya menurut saya, partai Hanura adalah partai bersih dan benar-benar mampu memperjuangkan aspirasi rakyat Indonesia.
 
Lalu, untuk menjalankan segala semangat nasionalis yang ada, saya bergabung di Ortom DPP Gemura (Gerakan Muda Nurani Rakyat) yang menurut saya sangat visioner. Tetapi, dengan segala hormat, tanpa mengurangi rasa hormat saya, kali ini saya sangat kecewa ketika Partai Hanura resmi mendukung Ahok.
Bukan karena ras atau agama, tetapi orang yang berhati nurani takkan mau menunjukkan sikap dan sifat yang melanggar etika, adat istiadat dan bersopan santun.
 
Saya sangat pertanyakan, dimana Hati Nuraniseluruh pengurus DPP Hanura yang mendukung orang yang tidak memakai hati nurani…?
 
Ketum, Hanura bukan partai kecil atau abal-abal, Hanura partai yang banyak bahkan sangat banyak memiliki kader yang potensial, berkualitas, berani, cerdas dan selalu menggunakan hati nurani dalam menghadapi rakyat. Hanya karena keputusan yang tidak populer mendukung Ahok, ketum kehilangan ratusan bahkan ribuan kader-kader terbaik bangsa, padahal belum tentu yang didukung menjaga dan tidak menendang bapak seperti yang dia lakukan kepada partai yang pernah mendukungnya.
 
Apakah lebih berharga seorang Ahok daripada ribuan kader yang idealis dan nasionalis?
 
Bapak Wiranto, ini partai,tempat berdemokrasi. Ini bukan Militer yang punya sistem komando dan wajib dipatuhi anak buah. Disini, hati nurani yang berbicara dan memakai rasa dalam bertindak.
 
Semoga, ketum Wiranto dapat meralat dan meninjau ulang keputusan yang sudah dibuat. Jangan biarkan opurtunis dan kapitalis mengusai partai, bangsa dan negara ini.
*Dari Suara Hati Nurani saya.(ts/rmol)