Tangguk Rezeki di Bazar Hidangan Ramadhan Pasar Benhil

Selain memperbanyak amal ibadah, bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk menangguk untung dan rezeki sebanyak-banyaknya. Hal itu dialami oleh puluhan pedagang yang berjualan makanan khas berbuka puasa di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Bazar hidangan Ramadhan yang menyajikan makanan dan masakan khas berbagai daerah mulai dari makanan ringan, sampai jenis lauk-pauk dan sayuran teman makan nasi, dijual di Bazar Ramadhan yang mulai buka sejak pukul 13.00 sampai pukul 20.00.

Menurut Asnawi, pedagang Ikan Bakar, dalam sehari dirinya berhasil menjual ikan gurami dan bawal bakar antara 25-40 kilogram, yang masing-masingnya dijual dengan harga 22 ribu rupiah untuk satu ekor ikan gurami bakar, dan 6 ribu rupiah untuk satu ekor ikan bawal.

"Rata-rata satu hari paling yang tidak habis hanya satu sampai dua jepit, yang satu jepit berisi dua ikan ukuran sedang," ujar pedagang yang biasa berjualan di wilayah Kemayoran ini.

Berbeda dengan Nining (27 tahun), warga Karet Tengsin ini lebih senang berjualan es blewah, kolak, biji salak dan gorengan, ketimbang lauk-pauk dengan alasan harganya lebih murah dan banyak peminatnya.

"Kalau jual gorengan kan hanya seribu tiga, kolak dan blewahnya Cuma lima ribu, murah lebih gampang jualnya," ungkap Nining.

Ia mengaku, telah berjualan selama 4 tahun di pasar Ramadhan Benhil, tahun lalu ia memperoleh omset 2 juta setiap harinya.

Pasar Ramadhan Benhil ini tidak saja diminati oleh warga sekitar, setiap sore di bulan Ramadhan pasar ini juga dibanjiri oleh para karyawan yang pulang bekerja di kawasan Sudirman dan sekitarnya.

Abdul Kadir (31 tahun), karyawan swasta, mengaku setiap tahunnya tidak pernah absen untuk berbelanja panganan berbuka puasa di Pasar Benhil, dengan alasan harganya lebih murah dan banyak pilihan.

"Di sini harga relatif murah, banyak pilihan dan rasanya cocok dengan lidah saya," jelasnya yang pada kesempatan itu membeli Gudeg komplit, kolak dan bubur kampiun.

Ditemui secara terpisah, Ketua Forum Peduli Benhil, Syahril Daenk menyatakan, awalnya pasar Ramadhan ini dibuat pada tahun 2002, hanya diisi oleh sekitar 30 pedagang, namun pada tahun berikutnya bertambah terus, karena pedagang merasakan untung yang cukup besar, maka pedagang dari luar Benhil ikut bergabung juga.

"Awalnya pedagang cuma 30-an, tapi karena laku, rama-ramai dari luar berjualan di sini, tapi kita tetap mengutamakan warga Benhil yang mau berjualan," katanya.

Menurutnya, selama satu bulan para pedagang tersebut dipungut biaya retribusi sebesar 500 sampai 900 ribu rupiah, uang tersebut untuk kebersihan dan keamanan.

Semakin mendekati waktu berbuka puasa pasar Ramadhan Benhil semakin ramai, hal ini menyebabkan kemacetan Jalan Raya Bendungan Hilir. (novel)