Ust. Daud Rasyid: Umat Islam Selalu Teraniaya di Negeri Yang Muslimnya Minoritas

Eramuslim – Islam sangat menghormati nyawa manusia dan Hak Asasi Manusia (HAM). Terbukti, Islam adalah agama yang membawa perdamaian. Ketika Muslim sebagai agama mayoritas, hak non-muslim selalu dijaga dan dilindungi. Tapi sebaliknya, ketika muslimnya minoritas, umat Islam dianiaya, dizalimi dan dibantai.

“Hal itu terjadi berkali-kali, bukan hanya di Rohingya, tapi juga di Palestina dan negeri yang muslimnya minoritas,” ujar Ustadz Dr Daud Rasyid kepada Panjimas usai Launching Markas Hufaz, Sabtu (9/9), di Ballroom Hotel At Home lt.2, Metland Tambun.

Ustadz Daud Rasyid mengatakan, sebagai bangsa muslim terbesar, umat Islam Indonesia dan pemerintah khususnya, harus bahu membahu membantu muslim rohingya yang tertindas oleh Pemerintah dan militer Myanmar, melalui diplomasi, tekanan, dan tindakan yang layak untuk memaksa pemerintah Myanmar agar bertindak adil dan memiliki sifat perikemanusiaan.

“Pengambil kebijakan itu bisa dengan membawa pemimpin Myanmar ke Pengadilan Internasional atas kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukan. Atau memutuskan hubungan diplomatik. Tidak lazim di zaman ini, manusia dibantai, apalagi yang menjadi korban adalah umat Islam, dalam hal ini muslim Rohingya,” ujar Ustadz Daud Rasyid.

Ketika ditanya tentang pandangan pihak tertentu yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi Mynamar bukan merupakan konflik agama, Ustadz Daud Rasyid menegaskan, sesuatu yang melibatkan jiwa manusia, dimanapun berada, seperti di Israel, juga dikatakan bukan konflik agama. Padahal jelas-jelas muslim telah dianiaya.

“Yang mengatakan bukan konflik agama, menurut saya itu pelarian dari isu yang sebenarnya. Kenyataannya adalah konflik agama. Tengoklah keadaan umat Islam di India, di Kasmir, di Palestina, di Philipina Selatan, Thailand Selatan, dan di berbagai wilayah dunia lainnya,” jelas Ustadz Daud Rasyid.

Ahli Hadits jebolan Universitas Kairo, Mesir ini menyebut, ada pihak tertentu yang ingin mengaburkan konflik agama menjadi konflik sosial, ekonomi dan politik. Padahal tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, realitanya betul-betul ada. (PM)