Ustadz Abu Bakar Baasyir: Ada Dua Cara Orang Kafir Perangi Islam

Amir Majelis Mujahidin Indonesia Ustad Abu Bakar Baasyir menyatakan, ada dua jalan yang dilakukan orang-orang kafir dalam memerangi Islam, dengan senjata melalui perang, serta tanpa menggunakan senjata (non senjata).

"Cara kedua yang dilakukan oleh orang kafir ini dengan mengobok-obok ajaran Islam yang benar, supaya orang Islam pahamnya menjadi amburadul," jelasnya dalam tausyiah, di Masjid HMI, Jl. Cilosari 17, Jakarta Pusat, Senin(31/7).

Menurutnya, cara yang kedua ini secara nyata sudah digunakan oleh orang yang ingin memerangi Islam di Indonesia, dimulai dengan cara-cara merusak akhlak generasi, melalui peredaran narkoba dan tayangan televisi.

Lebih lanjut Baasyir menegaskan, memerangi Islam tanpa senjata ini kedasyatannya melebihi bom Bali yang hanya menewaskan 200 orang jiwa, karena dalam kegiatan ini orang kafir berusaha merubah cara berfikir umat Islam supaya tidak sesuai dengan Allah dan Rasulnya, tetapi sesuai dengan pola politis.

"Mereka biasanya menjadi lebih melunak dalam persoalan syariah, padahal syariah itu harga mati bagi umat Islam, karena di situ tercantum perintah dan larangan dari Allah," jelasnya dihadapan puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam dan MMI.

Ia menambahkan, perubahan cara berfikir tentang ajaran Islam saat ini telah terjadi dikalangan cendikiawan Islam, di mana mereka sudah mulai berani mengoreksi apa yang telah digariskan dalam ketentuan ajaran Islam, konkritnya seperti yang telah dilakukan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) dan beberapa mantan dosen IAIN.

Jihad Dimata Baasyir

Terkait dengan jihad, Ustadz Baasyir mengatakan, emerintah Indonesia seharusnya memperbolehkan kelompok ataupun ormas Islam, yang berniat untuk berangkat berjihad ke Palestina dan Libanon.

"Kalau pemerintah membuka pintu bagi ormas Islam yang akan kesana dan membiayainya, pasti pejabat pemerintah itu akan mendapat pahala yang Masya Allah,"ujarnya.

Menurutnya, untuk menghadapi terorisme global hanya satu jalannya, yakni melalui jihad fi sabilillah.

"Menghadapi musuh yang bersenjata dengan senjata juga, kalau sudah seperti itu umat Islam jangan ragu-ragu lagi, hidup mulia atau mati syahid, karena itu sebenar-benarnya rahmat Allah," tandasnya.

Lebih lanjut Baasyir mengatakan, jika kita tetap tidak mampu melakukan jihad dengan senjata, jihad tetap harus dilakukan tidak boleh berhenti, karena bisa dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan ataupun dengan memberikan doa, karena itu salah satu bantuan yang lebih konkrit.

Sementara itu mengenai kesiapan MMI untuk berangkat berjihad ke Timur Tengah, Baasyir menyatakan, sampai saat ini belum dibuka pendaftaran laskar jihad MMI untuk diberangkatkan ke kawasan Timur Tengah.(novel)