Walau Ekonomi Minus 5,32 Persen, Waketum Gerindra: Rakyat Tidak Ada yang Kelaparan

Eramuslim.com – Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua 2020 yang menurun hingga minus 5,32 persen tidak dapat dijadikan indikator kegagalan pemerintahan Joko Widodo.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fransiskus Xaverius Arief Poyuono, penurunan ekonomi nasional itu dapat dipahami mengingat seluruh dunia menghadapi persoalan yang sama menyusul pandemi Covid-19.

Dalam keterangan kepada redaksi, Ketua Federasi Serikat Buruh BUMN Bersatu itu mengatakan, tidak dapat dipungkiri pandemi Covid-19 telah mengganggu supply dan demand tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.

Di Indonesia ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan di banyak negara diterapkan lock down.

“Akibatnya permintaan danpenawaran barang dan jasa menurun akibat PSBB di Indonesia dan di luar negeri. Nilai ekspor dan impor kita pun jatuh,” ujarnya.

Indeks pertumbuhan ekonomi tidak bisa dijadikan acuan karena Gross Domestic Product (GDP) tidak bisa menghitung semua  barang dan jasa dihasilkan sebuah negara.

“GDP hanya menghitung barang dan jasa yang dihasilkan negara dari sektor formal. Jadi ada hidden growth yang tidak dihitung,” ujarnya.