Asal Usul Sebutan Daerah “Rawa Bangke”

Eramuslim.com – Jakarta, sebelum menjadi kota metropolitan seperti saat ini merupakan kampung besar. Jika melihat Jakarta tempo dulu, hutan dan rawa masih terbentang. Kini, itu semua berganti hutan beton dengan bangunan tinggi berjajar-jajar. Namun, nama-nama daerah itu hingga kini masih dipakai. Sayangnya, sedikit warga Jakarta yang mengetahui latar belakang di balik nama itu. Di Jakarta Timur, misalnya, di sana ada daerah bernama Rawa Bunga atau biasa dikenal dengan sebutan Rawa Bening. Masyarakat lebih mengenal daerah itu sebagai pusat penjualan batu akik. Ternyata, nama Rawa Bunga sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Di masa penjajahan Belanda, daerah itu dikenal dengan nama Rawa Bangke. Ahli Sejarah Jakarta, Alwi Shahab, menjelaskan kata rawa bangke (bangkai) dipakai lantaran saat itu rawa-rawa di sekitar Jatinegara menjadi tempat pembuangan mayat serdadu Inggris. Dikisahkan Alwi, perseteruan antara Kerajaan Inggris dan Kekaisaran Prancis pada 1800-an menjalar ke seluruh dunia, tak terkecuali ke Indonesia. Pada saat itu, tentara Inggris merasa terancam oleh bersatunya Belanda-Prancis seusai tergulingnya Raja Louise oleh Napoleon.

Karena itu, terjadilah pertempuran sengit di Matraman, yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Rawa Bangke. “Pada 1813, terjadi pertempuran antara tentara Inggris dan tentara Prancis di Matraman, tentara Inggris banyak yang tewas, lalu di buang ke rawa-rawa di daerah Jatinegara depan stasiun. Sejak saat itu, disebut Rawa Bangke karena banyak bangkai. Kalau orang Betawi logatnya bangke” kata Alwi.

Pada pertempuran itu, jelas Alwi, tentara Prancis masuk ke Jatinegara lewat rawa-rawa. Tentara Inggris salah perhitungan dan terdesak dengan serangan Prancis. “Di Pal Meriam (Matraman)itu dulu Inggris bangun meriam-meriam di Matraman karena dipikir Inggris lewat Ancol. Ternyata Prancis lewat rawa di Jatinegara dan Inggris terdesak, kemudian banyak yang tewas,” jelas Alwi.