Awas! Neo-Komunis Hendak Memotong Sejarah

Itulah sekilas substansi materi dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang tidak hanya memicu protes warga NU, tetapi juga menuai kritik keras publik pada umumnya.

“Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” ucap Ketua Umun NU Circle, Gatot Prio Utomo alias Gus Pu. Ia menyebut, kamus itu terdiri dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto KH Hasyim Asy’ari, namun pendiri NU tersebut justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Tampaknya, Kemendikbud di bawah pimpinan Nadiem Makarim tak habis-habis menuai blunder. Belum usai protes publik karena hilangnya Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam PP No 57/2021 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kini membuat blunder kembali berupa penghilangan peran KH Hasyim Asy’ari dalam sejarah kemerdekan RI.

Pertanyaan selidik pun muncul di langit politik tanah air, “Kedua blunder di atas —penghilangan Pancasila dan profil KH Hasyim Asy’ari— apakah faktor alpa/lalai, atau disengaja?”

Sesuai judul telaah ini, Awas! Neo-komunis hendak memotong sejarah!

Di Bumi Pertiwi ini, masih banyak kembang sore dan bunga-bunga sedap malam .. [GlobalReview]

M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI)