Dr. Tony Rosyid: Rakyat Melawan!

Melihat tumpah ruahnya massa, saya suka meneteskan air mata. Cengeng! Iya. Saya membayangkan betapa rakyat sadar dan peduli atas bangsanya. Mereka rela datang dari berbagai pelosok daerah dengan biaya masing-masing karena kesadaran atas bangsa ini. Bukan karena Prabowo atau Sandi, tapi karena ingin Indonesia berubah. Mereka ingin perubahan terjadi di negeri ini. Itu kesadaran terdalam dan paling substansial dari mereka.

Rasa haru saya bercampur kekhawatiran. Khawatir jika sampai pemilu curang, apa yang akan terjadi. Revolusi bisa pecah, meski tak satupun anak bangsa ini yang menginginkannya. Kecuali sedikit orang yang jiwa kenegarawanannya terbakar karena ambisi kekuasaan dan keserakahan. Harus dicegah! Rakyat tak ingin revolusi. Camkan itu! Tapi, siapa yang menjamin jika pilpres curang tidak menjadi trigger kemarahan massa? Tak ada yang jamin dalam situasi seperti sekarang.

Aparatur negara yang tak lagi netral, operasi sembako yang masif, mandulnya Bawaslu, semakin minimnya kepercayaan rakyat kepada KPU, KTP ganda, membludaknya TKA Tiongkok yang ditemukan ber-KTP adalah bagian dari pemicu kemarahan rakyat yang masih tertahan. Jika dalam pilpres masih ditemukan kecurangan, khawatir kesabaran rakyat tak lagi dapat dikendalikan.

Itulah yang membuat air mata saya tumpah diantara haru dan kekhawatiran. Harap-harap cemas. Berharap pemilu berjalan dengan lancar, aman dan sukses. Kendati tetap menyimpan kecemasan. Mungkin bahasa ini yang relatif tepat mewakili perasaan banyak orang di negeri ini.