Mana Janjimu Soal Palestina, Biden?

Janji itu mengesankan, Biden bakal berbeda dari pendahulunya Donald Trump Jr yang kebijakan-kebijakannya sangat pro-Israel. Misalnya soal pengakuan sepihak AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang disusul pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke wilayah sengketa itu, atau soal dukungan bagi Israel mencaplok wilayah-wilayah di Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan serta Lembah Jordan.

Tapi belakangan, saat sudah lebih seratus warga Palestina gugur dalam pengeboman udara Israel, seperempat di antaranya anak-anak, janji kampanye itu macam tiada bekasnya. Joe Biden yang berulang kali menegaskan perlunya kebebasan beragama tak menyinggung perayaan hari raya suci Idul Fitri yang dirusak kedukaan dari bom-bom Israel.

Kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir Aljazirah pada Jumat (14/5) ia malah mengatakan bahwa bom-bom yang dijatuhkan Israel tersebut bukan “reaksi berlebihan”. Berulang kali ia menekankan hak Israel mempertahankan diri dan meminta roket-roket Hamas berhenti ditembakkan. Seperti yang dibilang Rashida Tlaib, Biden seperti hidup dalam ilusinya sendiri di mana roket-roket itu meluncur dengan sendirinya tanpa provokasi brutal sebelumnya.

Pada Rabu (12/5), AS juga memblokir upaya anggota-anggota lain di Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyatakan kerisauan atas meningkatnya kekerasan di wilayah Yerusalem Timur dan Jalur Gaza serta meminta kekerasan segera dihentikan. “Anggota dewan mendesak dihentikannya segera seluruh aksi kekerasan, provokasi, peghasutan, dan penghancuran. Meminta hukum internasional dihormati termasuk hukum kemanusiaan internasional dan perlindungan warga sipil,” bunyi proposal resolusi itu.

Dengan penolakan AS yang merupakan salah satu anggota tetap itu, resolusi tersebut tak jadi terbit. Bahkan untuk resolusi yang tak secara eksplisit menyebut Israel itu saja Gedung Putih tak mau mendukung!

Mengapa sikap Biden dan AS tersebut krusial?

Begini, merujuk laporan lembaga penyedia informasi bagi legislator AS, Congressional Research Service, sejak Israel didirikan pada 1948, AS telah menggulirkan sedikitnya 146 miliar dolar AS bagi negara Zionis tersebut. Sementara sejak 1985, AS secara reguler menggelontorkan 3 miliar dolar AS per tahun untuk Israel. Hampir semua bantuan itu untuk keperluan militer.

Pada 2016, AS dan Israel menyepakati memorandum sepuluh tahun. Isinya sepanjang tahun fiskal 2019-2028, AS bertekad menggelontorkan bantuan senilai 38 miliar dolar AS untuk Israel. Dari jumlah itu, 33 miliar dolar AS adalah bantuan militer luar negeri dan 5 miliar dolar AS untuk misil pertahanan.