Dr. Syahganda Nainggolan: Mengkepret Jokowi

Kebrutalan itu telah membawa luka dan kematian pada orang yang tidak berdosa.

Untuk menjaga kedamaian negeri dan demokrasi Rizal mengajari Jokowi untuk tiga hal,  yakni:

1. Jokowi jangan melakukan kriminalisasi terhadap tokoh-tokoh oposisi. Terlebih lagi menuduh makar (treason). Jokowi harus tahu arti makar itu apa. Makar menurut Rizal adalah penggunaan senjata untuk menggulingkan pemerintahan. Sebaliknya,  pemimpin oposisi tidak pernah menganjurkan itu. Melainkan,  tokoh-tokoh oposisi mendorong rakyat meng-exercise hak-hak konstitusional rakyat yang sah.

2. Rizal meminta agar Jokowi stop kebohongan. Hal ini terkait dengan penggunaan “deadly force against protestors”. Aparatur jangan menyangkal tidak menggunakan peluru tajam atau mencari kambing hitam pada “aktor intelektual”, karena fakta kematian dapat terlihat nyata dilapangan dan melalui video yang viral.

Jika Jokowi tetap mempertahankan cara brutal ini, maka rejim Jokowi memang rezim pembohong dan anti demokrasi.

Rizal menyarankan agar Jokowi memerintahkan komandan polisi meninggalkan cara cara brutal untuk menghindari rakyat yang semakin marah.

3. Rizal meminta Jokowi agar memaksa KPU membuka semua data dan diaudit forensik. Proses audit disupervisi kedua pihak. Jika ini terjadi, maka rakyat akan meyakini pemilu adil dan  jujur.

Ini juga akan dilihat dunia sebagai “a peaceful resolution”.