Syahganda Nainggolan: Membunuh New Power

4) sensitive terhadap klaim sepihak. Atau tepatnya terbiasa diminta persetujuan. Hal ini ciri baru masyarakat kita karena semua bahasa internet/apps selalui opt-in question; do you allow…to access..

5. Desentralisasi dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian.

Ciri2 masyarakat baru maupun pendekatan baru dalam mengelola institusi ini tumbuh pesat di masa kini karena adanya teknologi informasi (Internet of Things dan Big Data).

Dalam dunia bisnis,  masyarakat baru ini telah menghasilkan bisnis besar, yang di masa lalu sangat tergantung pada modal,  kini tergantung pada gagasan. Uber dan Gojek misalnya muncul dibidang transportasi dengan mengetengahkan partisipasi modal bersama. Lebih dahsyat lagi Air BnB di bisnis penginapan salah satu terbesar di dunia,  selain partisipasi modal bersama (pemilik rumah/kamar sebagai partisipan) juga memutuskan keuntungan yang adil.

Gojek,  Uber dan Air BnB adalah fenomena baru dalam skala raksasa. Sebaliknya,  jutaan fenomena baru lainnya dilakukan anak2 muda yang baru mulai berbisnis dan emak2 UMKM yang berusaha jualan online.

Keuntungan negara selama ini dengan adanya ciri masyarakat baru,  tidak perlu bekerja keras meciptakan lapangan kerja. Selama pemerintahan Jokowi,  sektor formal hanya berhasil mencetak 500 ribu lapangan kerja baru pertahun dari jumlah pencari kerja 2,5 juta jiwa pertahunnya.

Masyarakat baru,  meski tidak dibantu negara,  berusaha keras masuk dalam dunia usaha berbasis IT ini.

Masyarakat era New Power dan model kelembagaannya adalah sebuah keniscayaan masa depan dunia. Jokowi sendiri dengan bangga menggertak Prabowo terkait arti Unicorn pada debat capres. Bahkan,  Jokowi sudah mengklaim berhasil menuntaskan infrastructure langit dan sinyal telekomunikasi 4 G di seluruh Indonesia. Hanya tetap saja faktanya Jokowi kesulitan membuat satu kata dengan perbuatan. Saat ini rezim Jokowi semakin nyata,  bukan saja alergi terhadap demokrasi,  melainkan seperti 6 negara ini (Sri Lanka,  Bangladesh,  Turki,  Sudan,  Vietnam,  Iran dan China) ikut2an menghancurkan kebebasan media sosial.