Wah, Ada Ngabaliniyah…

Fahri mulai mencak-mencak kepada pengkritisi yang menyebut bahwa model seperti itu adalah support kepada politik dinasti. Sandi lebih kalem dalam menanggapi. Ada juga yang berdecak kagum pada Jokowi yang mampu mempengaruhi. Entah apa yang menjadi dasar kendali dan pengaruhnya.

Tidak perlu gelisah terhadap tuduhan sebagai pendukung politik dinasti. Nanti seperti orang bodoh yang berdalih bahwa politik dinasti itu dengan penunjukan sedangkan kita berdasarkan pemilu. Saat ini bahaya politik dinasti atau nepotisme sedang mengancam negeri. Para pejabat publik sedang berlomba untuk meneruskan kekuasaannya pada adik, menantu, anak, dan istri baik di pusat maupun daerah.

Di tengah politik yang transaksional dan kapitalistik maka pengaruh jabatan dan kekayaan sangat menentukan. Cukong pun dapat digerakkan. Prinsip “primus inter pares” seolah tak berlaku. Kekuasaan menjadi kendaraan untuk adik, menantu, anak dan istri melanjutkan. Tak terkecuali besan dan paman.

Negara di bawah rezim Jokowi tidak malu malu mempraktekan nepotisme dan politik dinasti. Fahri dan Sandi sebenarnya tahu akan hal ini. Tetapi kepentingan berbicara lain lagi.

Moga segera dapat kembali ke jalan yang benar. Jangan kecewakan hati dan harapan rakyat. Ngabalin biarlah berimprovisasi sendiri. Fahri dan Sandi tidak usah mengikuti.

(Penulis: M. Rizal Fadillah, Pemerhati politik dan kebangsaan.)