6 Bulan Diisolasi Israel, 56 Pasien Palestina Meninggal di Perbatasan

Satu demi satu, nyawa para pasien itu melayang. Mereka para penderita ragam penyakit parah yang tak diizinkan berobat keluar dari jalur Ghaza oleh penjajah Zionis Israel. Sejak enam bulan silam, hingga kini, jumlah pasien berbagai penyakit yang meninggal di dekat perbatasan yang dijaga ketat Israel, mencapai 56 orang. Terakhir, seorang pasien meninggal di hari Ahad sore (30/12).

Namanya Mushtafa Muhammad Shulaih, pria berusia 55 tahun dari kamp Bureij, Ghaza. Setelah beberapa bulan ia terpaksa menanti tanpa kepastian, memelas kepada penjajah Israel untuk mengizinkannya berobat keluar dari Ghaza karena sakit jantung. Tapi permohonan itu sia-sia belaka, sampai akhirnya nafasnya tersengal-sengal dan meninggal.

Sebelumnya, Sabtu sore (29/12) seorang ibu juga meninggal akibat tekanan darah tinggi yang parah, namun tak juga dibolehkan mendapat pengobatan dan perawatan di luar Ghaza. Sumber medis di Ghaza menyebutkan Hajah nadiyah Abu Zuhri (51) asal Rafah, selatan Ghaza juga meninggal karena kondisi kesehatannya yang tak menentu. Seorang anak kecil usia 6 tahun bernama Razan Muhammad Athallah juga meninggal akibat tak boleh mendapatkan perawatan di luar Ghaza. Tentara Israel dengan bengis tetap menolak membuka perbatasan untuk para pasien sakit itu.

Diprediksi, angka kematian pasien akan terus bertambah. Muslim Palestina yang sakit akan terus meregang nyawa dengan kondisi seperti sekarang. Mengingat di dalam Ghaza, sarana dan prasarana pengobatan sudah sangat sedikit. Obat-obatan menipis, dan peralatan medis pun sangat tidak memadai. "Diperkirakan ada kematian yang cepat terjadi di Ghaza, " demikian laporan Dewan Rakyat Melawan Pengepungan. Mereka memperkirakan juga akan terjadi bencana kesehatan besar di Ghaza tidak beberapa lama lagi.

Sementara Menteri Kesehatan kabinet Ismail Haniyah juga telah mengingatkan hal yang sama. Ia mengatakan, jumlah pasien yang meninggal akan bertambah besar dalam waktu singkat, di hari-hari mendatang. Hinga saat ini ada sekitar 450 orang yang menderita kanker di Ghaza, 400 orang mengalami gagal ginjal, 450-an orang mengalami penyakit jantung, dan beragam penyakit lainnya yang menanti pengobatan serius. Masih menurut Menteri Kesehatan Palestina, sekitar 600-700 orang pasien di Ghaza setiap bulannya yang harus diobati. Sedangkan sekitar 250-300 orang harus ditangani secara segera. Total jumlah penderita penyakit kanker dan gagal ginjal adalah penyakit kritis yang paling banyak diderita Muslim Palestina. Dan jumlah mereka telah mencapai 900-an orang pasien. (na-str/pic)