Hamas-Fatah Akhirnya Terima Draft Rekonsiliasi Usulan Mesir

Fatah dan Hamas akhirnya menyampaikan pernyataan awal bahwa mereka menerima draft rekonsiliasi yang dibuat Mesir, untuk mengakhiri perpecahan antara kedua faksi terbesar di Palestina itu.

Juru Bicara Hamas Fawzi Barhum mengatakan, Hamas setuju dengan draft tersebut dan tidak akan menolaknya. Namun Hamas menilai draft itu masih memerlukan beberapa "modifikasi" lagi, sebelum diimplementasikan. "Draftnya berisi elemen-elemen yang cukup positif, tapi ada poin-poin yang masih harus dimodifikasi lagi dan masih perlu klarifikasi dari pihak Mesir," kata Barhum.

Mesir, yang selama selama berbulan-bulan belakangan ini berusaha menjembatani perdamaian antara Fatah dan Hamas, telah menyerahkan draft rekonsiliasi berbasis pada dialog nasional Palestina, pada semua faksi di Palestina. Draft rekonsiliasi itu berisi usulan  pembentukan pemerintahan Palestina bersatu yang bisa diterima oleh Hamas, Fatah dan semua faksi di negeri itu.

Misi dari pembentukan pemerintahan baru itu adalah mengakhiri blokade di Jalur Ghaza, menyiapkan pemilu parlemen dan presiden, merestrukturisasi aparat keamanan dan mereformasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Anggota parlemen dari Hamas, Salah al-Bardawil mengatakan, draft rekonsiliasi yang diajukan Mesir akan dikaji oleh pimpinan Hamas di Jalur Ghaza maupun yang ada di luar negeri. "Beberapa modifikasi atas dokumen itu akan dilakukan, dan hasilnya akan dikirim kembali ke Mesir," kata Bardawil.

Sementara pihak Fatah mengatakan bahwa draft rekonsiliasi yang dibuat Mesir merupakan dasar yang baik terwujudnya dialog nasional di Palestina. "Kami sudah menerima draft itu dari Mesir dan menerima keputusan untuk menggelar pertemuan pada 9 November mendatang," kata Azzam al-Ahmad, ketua parlemen dari kelompok Fatah.

"Kami ingin melakukan dialog nasional secara menyeluruh untuk mencapai kesepahaman bersama dalam semua persoalan," sambungnya. (ln/islcty)