Idul Adha yang Suram di Jalur Gaza

Blokade total yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza, membuat warga Gaza tidak mampu lagi membeli hewan kurban untuk hari raya Idul Adha. Disamping itu, hewan kurban yang tersedia jumlahnya juga sangat sedikit. Menurut para penjual hewan ternak, warga Gaza biasanya membutuhkan 80.000 hewan kurban untuk Idul Adha, tapi tahun ini hewan kurban yang tersedia jumlahnya hanya sekitar 10.000 ekor. Karena kelangkaan pasokan, harga hewan kurban di Gaza jadi sangat mahal.

"Tahun ini tidak ada sapi. Saya tidak mampu membelinya karena harganya mahal," kata Abu Lu’ai yang setiap tahun, bersama enam anggota keluarga lainnya biasa membeli sapi untuk keperluan kurban hari raya Idul Adha.

"Saya biasa membeli paling tidak dua kambing untuk Idul Adha. Tahun ini saya tidak membeli satupun. Harganya gila-gilaan," sambung Abu Usama yang sedang berkeliling di pasar hewan di Gaza.

"Masyarakat tidak punya uang untuk membelinya," ujar seorang penjual hewan kurban, Abu Said.

"Tahun-tahun lalu, saya berhasil menjual lebih dari 50 kambing sehari. Tapi tahun ini, lima kambing terjual saja sudah bagus. Idul Adha tahun ini tahun ini, kondisinya sangat buruk," kata penjual hewan kurban lainnya, Khalil Abu-Samra.

Sedikitnya jumlah hewan kurban, berarti sedikit pula daging-daging yang bisa dibagikan untuk kaum duafa di Jalur Gaza yang berpenduduk 1,6 juta jiwa. Beberapa keluarga di Jalur Gaza mengaku prihatin dengan kesulitan-kesulitan ini.

"Anak-anak saya tidak sabar menunggu datangnya Idul Adha, karena Idul Adha adalah saatnya buat kami untuk bisa makan daging yang tidak pernah mampu kami beli," ujar Khalil Zyiada yang sudah kehilangan pekerjaannya sejak lima tahun lalu.

Humas di sebuah lembaga amal di Gaza, Maged Murad mengakui bahwa donasi hewan kurban berkurang drastis karena harga hewan kurban yang sangat mahal. Ini sudah terjadi sejak setahun lalu, saat rezim Zionis Israel mulai memblokade Jalur Gaza dan puncaknya terjadi tahun ini dimana kondisi di Gaza makin buruk dari sisi sosial dan ekonomi akibat blokade Israel.

Abu Lu’ai mengatakan, anak-anaknya yang berjumlah tujuh orang setiap tahun selalu menanti datangnya Idul Adha untuk membagi-bagikan daging hewan kurban untuk tetangga-tetangganya yang tidak mampu. "Tahun ini, saya tidak akan melihat lagi wajah mereka yang dihiasi senyum," imbuhnya dengan nada sedih.

"Tidak ada kegembiraan tanpa daging hewan kurban. Idul Adha tidak pernah sesuram ini di Gaza," ungkap seorang pegawai pemerintahan bernama Kamal Yusuf. Prihatin. (ln/iol)