Israel Tangkap Pemimpin Palestina Raed Salah di Quds


Setelah bentrokan hebat dengan pengunjuk rasa di Yerusalem Timur, Israel menangkap Raed Salah, pemimpin Palestina. Laporan World Bulletin mengatakan bahwa Israel sengaja menciptakan situasi yang berbahaya di kota Kudus.

Raed Salah, pemimpin Gerakan Islam, mengatakan kepada sebuah surat kabar Israel pada hari Senin (5/10) bahwa bentrokan akan berlangsung selama Israel terus menduduki kota dan mesjid.

Salah beberapa kali ditangkap dan dipenjara selama dua tahun karena selalu mengeluarkan pernyataan tentang "membela" tanah suci melawan invasi Yahudi. Dia juga telah berulang kali disebut dalam beberapa hari ini bagi selalu menyerukan umat Islam di wilayah Palestina untuk membela dan mempertahankan Masjid Al-Aqsa.

"Masjid itu menyatukan umat Muslim, Palestina dan Arab, dan Israel tidak memiliki hak ke masjid atau Yerusalem Timur," tandas Salah. Pada hari Selasa (6/10) kemarin, Salah ditangkap polisi Israel.

Di sisi lain, sebaliknya para para pemimpin Palestina (jadi-jadian) malah mengeluarkan peringatan keras, dalam seminggu terakhir ini, kepada para pengunjuk rasa di al-Aqsa karena para pengunjuk rasa ini melawan orang-orang Yahudi yang menyerang tempat suci itu, demikian Reuters mengatakan.

Pasukan keamanan Israel secara teratur melarang pemuda Muslim memasuki masjid dan kompleks perumahan yang selama ini sudah sebagai "tempat suci" umat Islam.

Ketegangan Meningkat

"Israel memicu kebakaran, dan sengaja meningkatnya ketegangan di Timur dengan menduduk Quds. Mereka tidak mengambil langkah apapun untuk menenangkan situasi ini," kepala perunding perdamaian, Saeb Erekat, mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelum pertemuan akhir pekan ini dengan utusan Presiden AS, Barack Obama. “Mereka ingin mendudukki Yerusalem Timur.”

"Israel bekerja setiap hari membangun permukiman, dan orang Palestina tidak memungkinkan untuk membangun apapun, seperti yang kita lihat hari ini," Mahmoud Abbas berkomentar.

Selasa kemarin juga merupakan hari raya Sukkot Yahudi. Hingga tidak heran, sekitar 70.000 orang berbaris di jalan-jalan Yerusalem, termasuk juga polisi Israel.

Sumber-sumber Palestina mengatakan Israel takut bahwa “percikan api” sekecil apapun bisa membuat lepas kendali.

Barat yang katanya mendukung pemerintah Palestina pada hari Senin kemarin menyatakan akan "menghadapi Israel" secara diplomatis karena peningkatan ketegangan ini. Namun setelah dua hari, tidak ada perkembangan apapun dari usaha Barat.

Sedangkan George Mitchell, utusan AS, menegaskan bahwa minggu akan dilanjutkan upaya-upaya menghidupkan kembali perundingan damai yang terhenti antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Quds

Tahun 1967, Israel merebut dan menduduki Al-Quds dalam agresi mereka selama enam hari. Usaha ini dikecam oleh masyarakat internasional.

Al-Quds adalah rumah bagi Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama kaum Muslimin dan bangunan paling suci ketiga setelah Ka’bah di Makkah dan Mesjid Nabi Muhammad di Madinah, Arab Saudi. Maknanya telah diperkuat oleh kejadian Al Isra’a dan Al Mi’raj.

Dan sekarang Israel telah merambah Al-Quds untuk mengusir rakyat Palestina, termasuk membongkar sistematis rumah mereka. (sa/wb)