Pemukim Israel Protes Facebook, Tolak Disebut Warga Palestina

Meski ‘numpang’ tinggal di wilayah Palestina, pemukim Yahudi pengguna Facebook protes ketika tempat pemukiman mereka dimasukkan ke dalam wilayah Palestina oleh pengelola situs jaringan pertemanan itu. Para pemukim Yahudi itu mengatakan bahwa Palestina bukan negara.

Mereka yang protes adalah pemukim Yahudi yang tinggal Maale Adumim, Ariel dan pemukiman-pemukiman Yahudi lainnya yang terletak di Tepi Barat. Mereka menuding situs yang berbasis di California itu punya misi politik dan meminta pengelola Facebook agar memasukan pemukiman-pemukiman itu ke wilayah negara Israel.

"Saya terkejut dan kecewa, menemukan pemukiman saya di Ariel dimasukkan ke dalam daftar tempat yang menjadi bagian dari sebuah negara yang disebut Palestina, oleh Facebook, " tulis Ari Zimmerman dalam postingnya di Facebook.

"Saya warga negara Israel, seperti warga lainnya di pemukiman Ariel. Kami tidak tinggal di Palestina, tidak juga warga lainnya, " kata Zimmerman, meski sejarahnya, Israel merampas Tepi Barat dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dan menganeksasi Yerusalem Timur dan tempat-tempat lainnya di Tepi Barat yang kini dijadikan pemukiman Yahudi.

Atas protes itu, Facebook akhirnya memasukkan pemukiman-pemukiman Yahudi itu ke dalam wilayah Israel. Direktur komunikasi Facebook, Brandee Barker menyatakan, pengguna Facebook yang tinggal di pemukiman-pemukiman Yahudi sekarang bisa memilih antara Palestina dan Israel dalam pilihan negara di Facebook.

"Kami juga mencantumkan Hebron ke dalam dua wilayah, Palestina dan Israel, " sambung Barker.

Sebelumnya, dalam email yang disampaikan pada Reuters, Barker mengungkapkan alasan mengapa Facebook memasukkan pemukiman-pemukiman Yahudi ke dalam wilayah Palestina.

Menurut Barker, penduduk mayoritas di Tepi Barat adalah warga Palestina yang jumlahnya mencapai 150 ribu orang, sedangkan pemukim Yahudi hanya berjumlah 400 orang. Saat ini, masih kata Barker, ada 18 pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dan Facebook akan memberikan pilihan bagi para pengguna situs itu untuk memilih apakah ingin tercatat sebagai penduduk Israel atau Palestina.

Seorang pemukim Yahudi di Tepi Barat, Channah Lerman dalam postingnya di Facebook menyatakan ketidaksenangannya, beberapa kota di Tepi Barat dimasukkan ke dalam wilayah Palestina. "Berhati-hatilah! Anda harus mengembalikan kota-kota Yudea, Samaria (Tepi Barat)… masyakarakat akan bertambah marah dari sebelumnya. Palestina bukan sebuah negara, " kata Lerman.

Di sisi lain, orang-orang Palestina pengguna Facebook mengancam akan keluar dari Facebook jika situs itu menghapus Palestina dalam daftar negara pilihannya. "Jika Palestina dihapus dari Facebook, Saya akan menutup account saya, " kata seorang anggota Group Palestina, yang beranggotakan sekitar 4.700 orang.

"Kami membentuk Group Palestina agar suara kami didengar bukan hanya oleh manajemen Facebook, tapi juga semua pengguna Facebook, serta untuk menegaskan pada semua orang bahwa Palestina adalah negara dan tetap akan menjadi sebuah negara, " tandas Saif Qadoumi, pendiri Group Palestina di Facebook. (ln/al-arby)