PM Israel Akui Kemerdekaan Palestina, Benjamin Netanyahu Murka!

eramuslim.com – Pemimpin Oposisi yang juga mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi pidato Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Majelis Umum PBB pada Kamis 22 September 2022.

Benjamin menilai Lapid lemah dan membahayakan masa depan Israel. Sebab dalam pidatonya Yair Lapid mendukung kemerdekaan Palestina dan ingin bersahabat dengan negara-negara Arab dan Islam.

“Malam ini kita mendengar pidato yang penuh dengan kelemahan, kekalahan dan menundukkan kepala. Setelah pemerintah sayap kanan yang dipimpin oleh saya menghapus negara Palestina dari agenda dunia,” kata Benjamin Netanyahu dikutip i24news.

Dalam pidato di PBB, Lapid  mendukung solusi dua negara dengan syarat bahwa pihak Palestina akan berkomitmen untuk menciptakan negara damai yang tidak akan mengancam keamanan Israel dengan serangan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina.

“Setelah kami membawa empat perjanjian perdamaian bersejarah dengan negara-negara Arab yang melewati hak veto Palestina, Lapid membawa Palestina kembali ke garis depan panggung dunia dan menempatkan Israel  langsung ke lubang Palestina,” kata Netanyahu.

Netanyahu mengatakan, dia dan sekutunya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia juga mengutuk posisi Lapid tentang ancaman nuklir Iran yang juga disampaikan perdana menteri selama pidatonya di PBB.

“Lapid membahayakan masa depan dan keberadaan kami baik dalam masalah Palestina maupun masalah Iran.  Sementara Iran bergegas ke perjanjian nuklir yang membahayakan keberadaan Negara Israel, Lapid tidak melakukan apa-apa, ”ujar Netanyahu.

Sebelumnya, dalam pidatonya, Lapid  menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk berdamai dan mengakui negaranya. Pernyataan itu diutarakan Lapid dalam pidatonya di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Kamis 22 September 2022.

“Sejarah ditentukan oleh manusia. Kita perlu memahami sejarah dan menghormatinya dan belajar dari itu, tapi juga bersedia untuk berubah. Demi memilih masa depan daripada masa lalu, memilih perdamaian dari peperangan,” kata Lapid seperti dikutip Al Jazeera.

Dalam pidatonya, Lapid juga menyatakan dukungan Israel terhadap solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik dengan Palestina yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad ini.

Solusi dua negara merupakan solusi penyelesaian konflik antara Israel-Palestina yang selama ini disepakati komunitas internasional. Dengan solusi ini, Palestina dan Israel masing-masing berdiri sebagai sebuah negara berdaulat dan merdeka yang hidup beriringan.

“Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan solusi dua negara untuk dua bangsa adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita,” kata Lapid seperti dikutip Reuters. [FIN]