Tentara Israel Tumpahkan Darah di Rumah Keluarga Palestina

Peristiwa itu terjadi di rumah keluarga Yehia al-Jabari di Hebron, Tepi Barat saat pasukan Israel menyerbu rumah Yehia dengan alasan mencari tersangka pejuang Palestina.

Dalam penyerbuan itu Yehia, 67, tewas ditembak oleh tentara Israel, begitu juga dengan empat anggota keluarganya yang lain, namun mereka hanya mengalami luka tembak. Tentara Israel juga menangkap salah satu anak laki-laki Yehia.

Tentang peristiwa itu, juru bicara militer Israel beralasan, pasukannya terpaksa menembak karena warga Palestina menyerang dan salah seorang di antaranya mencoba merebut senjata tentara Israel.

Namun warga Hebron membantah pernyataan militer Israel. Salah seorang saksi mata mengungkapkan, "Pasukan Israel datang seperti anjing-anjing liar, mereka membuka pintu rumah warga dan mulai menembaki. Tentara itu membunuh seorang tua, seorang kepala rumah tangga. "

Ia melanjutkan, "Isterinya menjerit-jerit, lalu tentara itu menembaknya juga, kemudian menembak saudara laki-lakinya dan anak-anak. Rumah itu jadi banjir darah. "

Seorang kerabat korban juga mengungkapkan bahwa tentara Israel menembak tanpa pandang bulu. "Tentara Israel menembak anak laki-laki di dalam rumah dan dua anak perempuan serta isteri saya yang berada di ruangan lain. Mereka menembak di setiap ruangan, " katanya.

Para saksi mata di lokasi kejadian menuding tentara-tentara Israel itu sengaja menembaki anak-anak. Seorang anak perempuan Yehia bahkan masih berlumuran darah ketika menceritakan apa yang terjadi pada keluarganya.

"Ibu saya meminta pada tentara itu untuk tidak mendekati ayah saya, kemudian dia menembak ayah saya. Ibu saya berteriak ‘dasar penjahat kamu’, tentara itu lalu menembak ibu saya dan menembak serta melukai kakak saya Rajeh, " tutur putri Yehia.

Sepanjang Rabu (6/6) kemarin, pesawat-pesawat tempur Israel juga menyerang kelompok pejuang Palestina di utara Jalur Gaza. Serangan Israel itu menewaskan satu orang dan beberapa lainnya luka-luka. Dalam siaran radio, Hamas menyatakan bahwa korban tewas adalah anggotanya.

Aksi-aksi kekerasan yang terjadi di Tepi Barat dan Gaza, membatalkan pertemuan antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert yang rencananya akan diselenggarakan hari ini, Kamis (7/6).

"Pertemuan ditunda karena kesulitan-kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan itu. Akan dibicarakan lagi persiapan untuk menggelar pertemuan itu, " kata Nabil Amr, salah seorang penasehat Presiden Abbas. (ln/iol)