Saat di Turki, Angelina Jolie Serukan Agar Dunia Lebih Peduli Dengan Nasib Pengungsi

09-16-hcr-jolieEramuslim.com – Aktris peraih Oscar Angelina Jolie menyeru aksi lebih dari dunia internasional untuk membantu para pengungsi. Angelina menegaskan itu saat mengunjungi kamp di Turki tenggara yang menampung ribuan pengungsi Suriah yang melarikan diri dari negaranya yang dilanda perang.

Bintang Hollywood dan utusan khusus badan pengungsi PBB itu mengunjungi kamp di Mardin pada Hari Pengungsi Dunia bersama kepala UNHCR Antonio Guterres, setelah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang juga berada di kota tersebut.

“Kami di sini untuk alasan sederhana, daerah ini adalah di pusat dari krisis global,” jelas dia.

“Kita harus menyebutnya sebagaimana adanya, bukan hanya ‘krisis pengungsi,’ tapi krisis keamanan global dan pemerintahan, yang memanifestasikan dirinya dalam krisis pengungsi terburuk yang pernah terjadi – dan saat perpindahan orang besar-besaran,” tandas dia menambahkan.

Kunjungan dia dan Guterres terjadi setelah PBB, Kamis, mengatakan bahwa jumlah orang yang terpaksa mengungsi akibat perang, kekerasan dan penganiayaan telah melonjak ke rekor 59, 5 juta orang, setengah dari mereka anak-anak. Gelombang besar pengungsi telah meningkat sebesar 8,3 juta sejak 2013 – peningkatan tertinggi yang pernah terjadi dalam satu tahun.

“Pesan pertama saya adalah bahwa sudah saatnya bagi kita untuk menghormati nasib pengungsi dan melihat nilai mereka. Kita harus melindungi mereka, dan berinvestasi di dalamnya. Mereka bukan masalah, mereka adalah bagian dari solusi untuk krisis global ini,” terang dia.

“Saya memohon kepada masyarakat dan pemimpin dunia internasional untuk memahami apa arti dari perpindahan manusia masal ini. Ini bukan hanya hal biasa,” imbuh dia. Ibu dari enam anak itu, termasuk tiga anak adopsi, mengucapkan terima kasih pada Turki dan negara-negara lain yang telah memberikan perlindungan bagi sejumlah besar pengungsi.

Turki, yang telah menampung 1,8 juta pengungsi Suriah sejak konflik dimulai pada tahun 2011, telah berulang kali mengeluh bahwa ia telah dibiarkan untuk memikul beban yang tidak adil. Selama kunjungannya, ia bertemu dengan para pengungsi Suriah dan mendengar bagaimana mereka telah melarikan diri dari negara mereka.(rz)