Petugas Haji Harus Dukung Jamaah Laksanakan Arbain

Menjelang kedatangan jamaah yang kloter pertama yang melalui Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) pada Rabu (5/11) berbagai persiapan dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPHI) di Arab Saudi menyatakan kesiapannya untuk memberikan pelayanan kepada jamaah haji Indonesia yang akan menunaikan rukun Islam kelima.

"Kita akan yang bertugas dalam keadaan yang siap, konsumsi juga dalam keadaan yang siap
secara teori kita tidak ada masalah. Kita telah berusaha, tinggal menyerahkan semua kepada
Allah SWT, mudah-mudahan semuaa berjalan lancar," kata Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Slamet Riyanto, saat memantau kesiapan pelaksanaan haji 2008, di kantor Daerah Kerja Madinah, Selasa (4/11).

Ia mengaku optimis melihat persiapan yang dilakukan oleh PPIH dibantu sekitar 364 petugas
haji, yang berasal dari Jakarta maupun tenaga musiman. Karena itu, dirinya berharap jamaah
yang tiba ditanah suci dalam kondisi yang sehat sehingga dapat melaksanakan ibadah tanpa
halangan.

Jamaah haji Indonesia yang akan tiba di tanah suci sebanyak 241 kloter, 135 kloter akan tiba di Madinah, dan 106 kloter akan tiba di Jeddah.

Ditempat yang sama, Konjen RI Jeddah Gatot Abdullah Masyur menekankan agar para petugas haji sentiasa mendukung kegiatan ibadah yang dilakukan oleh jamaah haji, dan tidak diterusik
dengan berbagai macam masalah teknis yang mengganggu kekhusukan dalam beribadah.

"Jamaah yang akan melakukan Arbain harus kita dukung untuk ketenangan mereka, jangan terusik
dengan kurangnya air dipondokan. Kalau mereka tidak menyebrang jalan petugas harus
membantunya," ujarnya.

Keberagaman latar belakang jamaah haji, lanjut Gatot harus menjadi perhatian petugas untuk
mencegah kesalahpahaman pandangan, selain itu petugas juga harus menempatkan posisi netral dalam menangani persoalan.

"Alhamdulillah tahun lalu sudah tidak ada lagi kebakaran, karena sejak tahun lalu sudah
disediakan air panas," katanya.

Ia pun meminta agar tidak adanya yang membawa masalah yang muncul dalam perhajian ke ranah politik, mengingat situasi yang memanas menjelang pemilu 2009.(novel)