Bermasalah dengan Ibu Mertua

Assalamualaikum wr. wb.

Saya seorang isteri yang bersuamikan anak pertama, bapak mertua saya sudah meninggal berapa bulan yang lalu.Otomatis suami saya menjadi tulang punggung untuk adik dan ibu mertua.

Ibu mertua saya adalah ibu tiri bagi suami saya dan dari bapakmertua mendapatkan satu anak.Walaupun sebelum bapak mertua meninggal suami saya tetap membantu tapi kok ibu mertua tidak pernah merasa puas atas bantuan yang telah kami berikan. Sebagai seorang anak, kami telah membantu dengan semaksimal mungkin.Bukannya kami Riya bu, Setiap bulan kami selalu bantu uang, adik-adik sekolah jg dibantu dan setiap kami dapat bonus selalu kami bagi untuk orang tua dan hari raya dari baju, makanan, uang selalu kami beri.

Segala urusan apapun pasti suami saya bantu lahir dan bathin.Ibu mertua didepan kami tidak pernah menampakkan kekecewaan tapi di belakang kami beliau menceritakan keburukan kami dan adik kami (otomatis anak tiri bagi beliau)kepada tetangga.Kami di kasih tahu sama tetangga yang merasa kasihan kepada kami dan mereka menanyakan langsung kpd kami ttg kebenaran cerita ibu kami.

Kami sebagai anak merasa heran kenapa Beliau tidak pernah malu untuk menjelekkan anak sendiri dan walaupun kami bukan anak kandung tapi kami tidak membedakan dan menyayangi beliau dengan sepenuh hati.Kejadian seperti ini sebelum bapak meninggal dan sampai sekarang masih terus berlanjut.

Bagaimana ya bu agar ibu mertua tidak suka menjelekan kami dan bagaimana menyadarkan beliau? Pernah saya menasehati dengan halus tapi kok tetap tidak bisa merubah perilaku beliau? Apakah karena beliau bukan orang tua kandung jadi perilakunya seperti itukah?

Assalammu’alaikum wr. wb.

Ibu Sinta yang dimuliakan Allah,

Nampaknya anda merasa kecewa kepada ibu mertua anda yang seolah bersikap tidak tahu membalas budi. Sebagai anak ibu sudah merasa memberikan apa yang seharusnya diberikan kepada orang tua, tanpa membedakan statusnya yang hanyalah ibu tiri dari suami. Wajar memang jika hati merasa kecewa ketika merasa berbuat baik tapi dibalas dengan sikap yang menyakitkan…

Saya yakin sebagai anak ibu sudah mencoba melakukan yang terbaik kepada orang tua dengan memberikan semua kebutuhannya. Namun saat kita memberi sesuatu karena Allah selayaknya memang kita tidak mengharapkan balasan dari manusia, artinya apapun bentuk perlakuan yang kemudian diberikan kepada kita maka ikhlaskanlah karena bukankah yang kita harapkan adalah keridhoan Allah? Karena itu dari kacamata iman mungkin hanya kesabaran yang dapat dilakukan untuk menghadapi sikap ibu mertua.

Dan jika kita punya kebesaran hati, mungkin perlu juga untuk bercermin atas bagaimana kita bersikap kepada ibu mertua selama ini. Mungkinkah masih ada yang kurang dari bakti kita kepada orangtua? Karena orangtua terkadang membutuhkan perhatian lebih dari kecukupan materi. Mungkinkah kita kurang memberikan kebutuhan psikologisnya yang dapat mendekatkan hatinya kepada kita?

Saran saya hanyalah, berbicaralah lagi kepadanya dari hati ke hati, pahami kebutuhannya sebagai orangtua. Jika hati orang tua sudah kita pegang, terlalu sulit baginya mencari celah untuk melukai anaknya. Jika memang semua hal baik sudah dilakukan maka berlapang dadalah, dan biarkan Allah yang menjadi penentu dari semua yang sudah ibu lakukan. Wallahu’alambishshawab

Wassalammu’aikum wr. wb.

Rr Anita W.