Takut Tidak Bisa Punya Anak, Haruskah Jujur Pada Calon Suami?

Ass. Wr. Wb

Bu Anita, saya adalah muslimah berusia 29 thn. Saat ini saya menjalan hubungan dengan adik sepupu saya (anak dari adik ayah saya) yang statusnya duda berputra satu.

Hubungan ini berawal dari perjodohan keluarga besar ayah saya, yang didukung oleh orang tua saya. Tapi saat ini saya sedang bingung, apakan saya harus jujur padanya tentang latar belakang kesehatan saya (saya takut tidak bisa memberikan keturunan, bu).

Pada pemeriksaan terdahulu, dokter memang tidak mengatakan bahwa ada masalah pada rahim saya, tapi karena kasus saya sama seperti kakak saya yang sampai saat ini setelah 6 tahun menikah, dia sudah berusaha kemana-mana tapibelum juga membawa hasil.

Bu, perlukah saya jujur dalam hal ini? Saya tidak mau ada penyesalan di kemudian hari, tapi saya juga takut kecewa dengan jawabannya, saya juga takut melihat kekecewaan orangtua saya untuk kesekian kalinya.

Apalagi keluarga besar saya mempunyai harapan besar terhadap saya dan dia. Tapi di lain pihak, saya tidak mau dia menerima saya kerena kasihan atau hanya karna perasaan tidak enak dengan keluarga. Saya mohon bantuan ibu apa yang mesti saya lakukan, bu. Saya tunggu jawaban ibu.

Terimakasih sebelumnya.

Assalammu’alaikum wr. wb.

Mbak Ana yang baik,

Nampaknya anda sangat takut atau khawatir jika mengecewakan orang lain. Ingin menikah tapi khawatir tidak dapat memberi keturunan dan ingin jujur kepada calon tapi khawatir jika pernikahan tidak jadi dan mengecewakan orang tua.

Sebuah pernikahan seharusnya memang diawali dengan kejujuran, termasuk dengan riwayat kesehatan yanganda miliki. Menurut saya calon suami memang harus tahukesehatan andakarena anda kelak akan menjadi tanggung jawabnya dan dia harus siap lahir dan batin. katakanlah secara jujur sebagaimana analisa dokter, tapi bukan dugaanatau kekhawatiran anda.

Sedangkan ketakutan anda yang tidak akan memiliki keturunan jika tidak ada bukti medis, maka tidak wajib diungkapkan. Bersikaplah optimis, karena apa yang dialami kakak anda juga tidak dapat dijadikan patokan pasti terjadi pada anda.

Nampaknya anda mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Dalam hal ini bersikap pasrahlah kepada Allah, jalanilah semuanya dengan keyakinan yang baik juga keikhlasan atas apa yang akan terjadi kedepan. Masalah apa yang belum tentu terjadi maka berdoalah agar semuanya tidak seburuk dugaan anda.

Jangankan mengkhawatirkan hal yang belum pasti adanya, ketika seseorang mendapat vonis matipun dari dokter maka sikap optimis dan harapan seharusnya selalu ada dalam diri. Karena Allah lah penentu takdir, sebelum Allah pastikan sesuatu terjadi maka bersikap optimis dan berusahalah agar segalanya sesuai harapan kita.

Jadi mbak, jujur saja atas riwayat kesehatan anda, mengenai dia akan tetap menikahi anda atau tidak maka itu bukan salah anda, berarti dia bukan jodoh anda. Jika itu yang terjadi maka jangan terlalu merasa bersalah kepada keluarga, Insya Allah dengan doa dan usaha maka akan ada lelaki lain yang memang jodoh anda dan siap menerima diri anda apa adanya. Wallahu’alambishshawab.

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr. Anita W.