Bagaimana Mengatur Keuangan Keluarga? Bacalah ini …

Langsung aja deh, nih ada ilmu yang saya dapatkan ketika mengikuti kajian tentang Rumah Tangga dari seorang ustadz yang di Bogor tentang “Mengatur Keuangan Keluarga” semoga bermanfaat yaahh buat yang sudah berkeluarga maupun yang akan berkeluarga. Aamiin.

Pertanyaannya mungkin bagaimana sihh cara Mengatur Keuangan Keluarga. Nihhh tipsnya kawan, simak yahh dari awal hingga akhir.

1) Perlu dipahami bagi seorang suami/istri dalam membelanjakan hartanya untuk apa saja.

Terkait hal ini agar nantinya dapat dipertanggungjawabkan, kemudian buat juga skala prioritas kira-kira apa saja kebutuhan yang penting, mana yang tidak penting, mana yang banyak manfaatnya dan mana yang tidak terlalu bermanfaat. Karena Rasulullah SAW bersabda ”Tidaklah melangkah kaki seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya untuk apa dimanfaatkan.” (HR Tirmidzi).

Rasulullah SAW juga tidak menyukai tiga hal yaitu:

  • Menyiakan hartanya.
  • Hartanya tidak digunakan selain untuk ketaatan kepada Allah SWT.
  • Manusia yang boros, karena Allah benci kepada orang yang pembelanjaan hartanya digunakan secara berlebihan.

2) Menginfakkan harta baik penghasilan kecil maupun yang berpenghasilan besar.

Karena dalam harta kita ada hak orang lain juga kawan,  bisa dilihat dalam surah (Adz-Dzariyat : 19) “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk berbagi terhadap sesama dengan mengeluarkan sebagian harta kita baik berpenghasilan kecil maupun besar. Dan jangan iri juga terhadap penghasilan orang lain jika penghasilan kita tidak terlalu besar. Karena rejeki seorang sudah diatur Allah SWT, sudah menjadi kehendakNya.

Dalam firman Allah SWT.

Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendakiNya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya ” (QS. Saba:39).

Sabda Rasulullah SAW hadits Abu Rabsyah Al-An Maary: “Harta tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan” (HR. Tirmidzi).

 

Firman Allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (yakni keluarkanlah zakatnya) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al Baqoroh:267).

3) Bersifat tawadzun (antara pengeluaran dan pemasukan)

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.  ” (QS. Al Furqan: 67).

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, … (Qs. Al-Isra’: 26-27).
Sudah jelas dari ayat diatas yahhh, bahwasanya kita dianjurkan untuk:

  • Bersikap sederhana dalam membelanjakan harta.
  • Mengatur pembelanjaan keluarga dengan tidak boros, dan
  • Tidak berlebihan dan tidak kikir terhadap diri sendiri dan keluarga (tetap berada dalam pertengahan) jadi bagi yang sudah berkeluarga maupun yang akan berkelurga nanti harus bisa nih memanage keuangan dengan adil dan baik ^___^

4) Larangan kepada manusia untuk tidak menumpukan hartanya hingga menyiksa diri sendiri.

Maksudnya di sini adalah kita dianjurkan untuk senantiasa berbagi dengan orang lain apalagi jika ada orang terdekat yang sangat membutuhkan maka kita wajib menolongnya. Dan bila harta selalu ditumpuk maka tidak ada manfaatnya juga. Maka dari itu agar harta kita bermanfaat dan berkah maka berbagilah dengan orang lain. Lagi-lagi perlu diingat bahwasanya rejeki yang kita dapatkan itu dari Allah SWT jadi jangan khawatir kalau harta kita diberikan kepada orang lain, karena janji Allah itu selalu ditepati, bila harta yang kita keluarkan pasti akan bertambah.

Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi Hai anak Adam berinfaklahniscaya Aku akan memberi nafkah (memberi gantinya) kepadamu”. (HRBukhari & Muslim)

Yupz,, hanya segitu yang dapat saya sampaikan, semoga ringkasan ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.  Aamiin. Wallahu ‘alam.

Catatan Alzena Valdis Rahayu

Bogor, 10 April 2013

 Nama Pena                : Alzena Valdis Rahayu

 Program                    : Magister Sains

[email protected]