Masalah Menjelang Pernikahan

Assalamualaikum………

Ibu, saya adalah pemuda yang Insya Allah kalau tidak ada halangan menikah di tahun ini.tidak tau harus menulis dari mana, saya sendiri sedang kalut belum lagi ada proses Audit untuk perusahaan

Saya ada seorang pekerja di mana pekerjaan saya penuh artinya saya terkadang bekerja 9 jam sehari dan itu pun masih harus saya tambah dengan lembur, dan terkadang di hari libur pun saya masih diberi tambahan pekerjaan oleh atasan.

Saya mengalami stress berat Ibu, tapi alhamdulillah di komputer selalu saya perdengarkan CD Al-Quran 30 Juz supaya hati ini lebih tenang, tak lupa di sela-disela istirahat saya tambah dengan bacaan La -Tahzan,

Bu Tunangan saya selalu marah dengan sikap dan perilaku sayayangberubah, bahkan terkadang tunangan saya berkata yang cukup memerahkan telinga karena sudah bosan mengingatkan, sebenarnya dia hanya minta perhatian dan kejujuran dari saya, dan saya sendiri berusaha untuk memenuhi segala yang ada secara maksimal secara sadar saya mengerti bahwa apa yang dia minta memang tidak berlebihan, disaat dia perlu saya sibuk dengan pekerjaan, disaat dia sibuk saya sendiri sedang off (break/ istirahat), terkadang protes disaat hari Sabtu dan Minggu atau Hari Libur, karena saya tidak meluangkan waktu untuk dia,

Bu saya bingung pekerjaan saya memang seperti ini, dia marah kalau saya terlambat menjemput, entah kekampus atau ke tempat lain yang sudah kita janjikan bersama, terkadang saya terlambat entah karena kecapekan atau yang lain atau janji yang tidak saya tepati, bukannya karena sengaja, karena saya sendiri punya sifat pelupa bahkan untuk menjaga atau merawat tubuh sendiri terkadang terabaikan

Ingin rasanya seperti orang lain, dulu sebelum menepati jabatan seperti sekarang ini, saya selalu on time dan bahkan sering sms ataupun telp…Dan sekarang dia bimbang apakah saya layak menjadi Imam untuk dia dan masa Depannya kelak, Ibu saya dikenal memang jarang marah dan bisa mengendalikan emosi, itu karena bacaan ataupun yang saya perdengarkan semua masalah saya serahkan kepada Allah. Apa yang harus saya lakukan Ibu?, karena dia selalu minta hubungan ini tidak bisa diteruskan dan disatu sisi saya sendiri sudah capek mencari pasangan dan memang tidak ada niatan untuk mencari lagi…

Ibu memohon bantuan dengan sangat…….Saya Capek Ibu, Capek sekali,

Sebelumnya Syukron

Wassalamualaikum

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Sdr. Hdr yang sholih,
Anda saat ini berada dalam ikatan dengan seorang wanita, katakanlah calon isteri Anda. Masa ini dalam Islam dikenal sebagai masa ta’aruf, masa untuk mengenal visi-misi hidup masing-masing, sehingga akan dapat diantisipasi sejak dini jika ternyata ada hal-hal yang akan bermasalah di kemudian hari. Mudah-mudahan masa ta’aruf Anda benar-benar efektif dan secara syari’at tidak sampai melanggar batas-batas ketentuan-Nya.

Nah, Andapun menemukan hal-hal penting sikap calon Anda, seperti yang Anda ceritakan di atas. Anda sendiri yang berhak memutuskan, apakah sifat-sifat calon Anda ini akan membawa kemaslahatan untuk rumah tangga nanti? Pengalaman membuktikan bahwa saling pengertian dan komunikasi yang baik akan menjembatani berbagai persoalan dalam rumah tangga.

Tanpa empati terhadap kebutuhan pasangannya, pengorbanan, take and give, wah…bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dalam rumah tangga nantinya. Pelajari dengan seksama, apakah kepribadian Anda dan calon Anda memang sudah cukup untuk mendukung terjadinya partnership yang baik? Jika belum Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan.

Sdr. Hdr yang sholih,
Anda akan menjadi Bapak, suami dan pemimpin dalam rumah tangga. Jadilah pemimpin yang dapat mengarahkan dan punya sikap sehingga biduk rumah tangga nanti tidak gampang diterpa angin bahkan badai sekalipun. Di sisi lain, seorang pemimpin rumah tangga juga harus mengayomi dan memberi hak-hak keluarganya. Jika nanti sebagai Ayah ternyata Anda lalai, maka adalah hak anak untuk protes pada sikap Anda, begitupun jika nantinya sebagai suami ternyata Anda tidak memberikan hak-hak pada isteri maka isteri Andapun dipastikan akan menuntut hak-haknya.

Sdr. Hdr yang sholih,
Pikirkan lagi dengan hati yang jernih, di mana letak akar dari persoalan ini; apakah pekerjaan Anda yang terlalu penuh ini bersifat permanen atau temporer, artinya apakah Anda akan selalu dihadapkan pada beban kerja yang overload hingga larut malam bahkan menyita hari libur Anda secara terus-terusan atau ini hanya kasus khusus karena perusahaan sedang mau diaudit, misalnya? Jika temporer, beri pengertian pada orang-orang di sekitar Anda, khususnya keluarga, calon Anda untuk mendukung tugas Anda ini; namun jika ternyata ritme kerja Anda selalu over-load, maka Anda akan mengalami stres kerja yang tinggi dan ini akan mengancam kesehatan fisik maupun psikis Anda. Tak ayal akan menggannggu hubungan Anda dengan orang-orang terdekat Anda.

Stres kerja dapat menganggu produktifitas dalam banyak hal. Saran saya, lakukan evaluasi dengan hati dan pikiran jernih atas masalah ini. Semoga muncul ide-ide dan rencana bagus untuk kehidupan Anda mendatang. Sukses dan jangan putus semangat!

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Urba