Menumbuhkan dan Menemukan Kembali Semangat untuk Berubah

Assalammu’alaikum Warahmatullah..

Ibu Anita yang di rahmati Allah.

Saya akhwat berusia 22 tahun, sekarang ini saya sedang butuh banyak masukan. dulu sebelum saya seperti sekarang ini dalam arti masih awam, saya sangat bersemangat untuk belajar dan terus mencari ilmu untuk mengenal Allah hingga saya seperti sekarang ini, bergelut dengan dunia dakwah, alhamdulillah saya senang dan menikmati.

Masalah yang saya hadapi sekarang, saya merasa orang-orang berlebihan menilai saya, maksudnya saya dianggap sudah lebih faham dengan ilmu agama dan sebagainya, padahal saya merasa bahwa ilmu saya tidaklah seberapa dan sekarang saya merasa kehilangan semangat yang dulu pernah saya miliki.

Saya merasa semangat saya hilang, saya tidak tahu harus bagaimana untuk mengembalikan semangat itu, semangat yang membuat saya seperti sekarang ini, semangat yang membuat aku menemukan jalan yang sebenarnya, semangat untuk lebih baik lagi.

Ibu Anita yang dirahmati Allah, bagaimana baiknya dan apa yang harus saya lakukan?

Syukron atas jawabannya, jazakillah.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Mbak Rh yang dirahmati Allah,

Alhamdulillah, bersyukur atas nikmat Allah yang sudah memberikan mbak hidayah berada di jalan-NYa. Menuntut ilmu agama kemudian menyebarkannya kepada orang lain, tidak semua orang mendapatkan keistimewaan ini dari Allah. Hanya saat ini kenikmatan merasakan berada di jalan Allah mulai mbak rasakan berkurang, sehingga mempengaruhi aktifitas dakwah yang dulu begitu berkobar.

Sebenarnya apa yang mbak rasakan dan mbak sadari patut disyukuri, karena bisa jadi itu merupakan "alarm" yang dikirimkan tubuh dan jiwa untuk menunjukkan ada yang tidak beres di dalam diri sendiri, di mana mbak harus melakukan perbaikan atas sesuatu dalam diri sehingga hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang membahayakan.

Tubuh secara alami sebenarnya diberikan oleh Allah "alarm" ketika ada yang tidak beres di dalam diri kita. Misalnya secara fisik ketika ada penyakit dalam diri kita maka "alarm" itu Allah berikan dalam bentuk gejala rasa sakit dan secara psikologis demikian juga ketika terjadi ketidakseimbangan dalam diri maka timbul rasa tidak nyaman atau kelelahan secara mental.

Untuk dapat menyelesaikan masalah dalam diri kita baik fisik ataupun psikologis maka kita perlu mengenali diri sendiri dulu, untuk menemukan apa yang tidak beres dalam diri. Kalau secara fisik, dokter lebih mudah membantu kita mengenali apa yang salah dalam tubuh kita, namun secara psikologis mungkin agak berbeda. Jiwa lebih sulit dideteksi dibandingkan penyakit fisik, karenanya sebelum pergi ke ahli jiwa kita perlu memahami diri kita dulu untuk menentukan apa yang salah dengan mental/jiwa kita.

Di sinilah pentingnya muhasabah yaitu membantu mengenali diri sendiri. Ada banyak hal tentu yang mempengaruhi perubahan atas apa yang mbak rasakan dalam perjalanan dakwah, di antaranya bisa karena faktor keimanan, masalah psikologis atau bahkan keduanya saling mempengaruhi.

Saran saya cobalah melakukan perenungan untuk memahami diri sendiri. Mengapakah semangat menuntut ilmu yang dulu begitu menggebu sekarang terasa berat dan beban? Mungkinkah faktor iman. niat atau hal lain yang tidak disadari? Jika masalahnya iman maka berkonsultasilah dengan ahli agama yang sholeh/sholehah untuk mendapat "charge" keimanan.

Dalam permasalahan psikologis maka saya mencoba membantu anda dalam kapasitas keilmuan saya. Satu hal yang membuat seseorang dapat menikmati aktifitas yang dijalaninya yaitu ketika itu dilakukan dengan perasaan senang/ikhlas dan tanpa beban berlebihan. Ketika sesuatu itu berubah menjadi tuntutan sehingga menjadi beban yang berlebih terkadang dapat merubah kenikmatan yang dirasakan seseorang dalam menjalaninya, karena dilakukan bersamaan dengan rasa cemas dan takut tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut.

Mungkinkah itu yang mbak rasakan? Dulu menuntut ilmu dilakukan berdasarkan kebutuhan dari dalam diri sendiri sehingga ikhlas dijalani, tapi sekarang seolah menjadi beban untuk melakukannya karena ada tuntutan dari orang lain untuk menjadi lebih dari yang sebenarnya dimiliki. Harapan yang dibebankan kepada kita memang bisa memiliki dua dampak membangkitkan motivasi untuk maju atau sebaliknya membuat cemas dan akhirnya stress dan justru membuat diri jadi stagnan atau enggan untuk maju.

Dalam hal ini saran saya hanyalah terimalah diri apa adanya dan bersikaplah jujur pada diri sendiri. Artinya akui keterbatasan yang kita miliki meski orang lain menginginkan lebih. Namun tetaplah berjalan maju sesuai dengan kemampuan sehingga selalu ada perubahan dari dalam diri. Langkah kita untuk maju tidakselalu harus secepat harapan orang lain jika kita tidak sanggup, yang penting adalah selalu ada perubahan ke arah yang lebih baikdankitalah yang paling tahu batas kemampuan kita.

Dengan menjadi diri sendiri maka apa yang kita jalani terasa lebih nikmat untuk dilakukan. Yang pasti selalu ingat "hari ini harus lebih baik dari hari kemaren dan hari esok harus lebih baik dari hari ini." Jadi teruslah menuntut ilmu bukan karena siapa-siapa tapi karena kebutuhan diri untuk selalu lebih dekat kepada Allah. Luruskan niat dan selamat berjuang semoga Allah senantiasa menjaga anda untuk selalu istiqomah di jalan-Nya. Amin.

Wallahu’alambishshawab

Wassalammu’alaikum wr. wb.

Rr Anita W.