Islam Tidak Mengejar Kekuasaan, Tapi Kekuasaan Yang Takluk kepada Islam

Sebenarnya Britania telah menghancurkan negara-negara kaum muslimin , dimana tidak tidak ada negara lain yang mampu menghancurkannya. Pakistan dan India mereka hancurkan sehancur-hancurnya.Mereka memerintah India selama dua ratus tahun dan mereka tidak meninggalkan India dalam keadaan hancur baik jiwa atau rasa kemanusiaannya  maupun perekonomiannya. Siapakah pula yang memusnahkan suku Indian merah? Yang memusnahkan adalah orang orang Britania pula. Oleh karena itu Allah membalas kejahatan mereka . Britania tidak mewariskan peradaban apapun kepada bangsa-bangsa lain. Ia tidak mewariskan selain potret-potret tentang berbagai krisis dan bencana kepada bangsa lain.

Akan halnya Islam yang agung, negaranya dibangun dalam tempo setengah abad. Dalam jangka setengah abad Islam memerintah berbagai belahan bumi. Sejak lebih dari seribu tahun, berbagi kekuatan mencoba menghancurkan agama ini tetapi tidak bisa! Alhamdulillah agama ini masih tetap tegak , bahkan untuk pertama kalinya kita melihat suatu fenomena tentang bangsa-bangsa berkuasa memasuki agama bangsa yang kalah, yakni memasuki  Islam.

TAR-TAR adalah sebuah bangsa yang pernah membunuh sekitar delapan ratus ribu hingga satu juta kaum muslimin di Baghdad. Selama beberapa bulan atau dalam masa yang cukup lama , Sungai Daljah diwarnai dengan darah, warnanya berubah menjadi merah kebiru-biruan.  Warna biru berasal dari kitab yang banyak dibuang ke sungai . Sedangkan warna merah disebabkan oleh banyaknya darah yang dialirkan kedalamnya. Ini berlangsung cukup lama.

Meskipun demikian bangsa ini akhirnya memeluk Islam melalui tangan salah seorang Menteri dalam pemerintahan Hulagu yang bernama Tuzan. Ia adalah seorang menteri Muslim yang berasal dari sisa-sisa Bani Abbas yang tetap menjaga agamanya dan mampu meyakinkan pemerintah Tar-tar setelah Hulagu, untuk memasuki agama Islam ini. Ia memasuki agama Islam bersama ratusan ribu lainnya. Bangsa Tartar masuk Islam ..Allahu Akbar!

Adapula pecahan bangsa besar dari suku Mongol , namanya Joghtal. Suku ini dahulu juga memasuki daerah Afhanistan atau Pakistan. Pada suatu hari, seorang ulama memasuki tanah kawasan larangan Raja Joghtal. Ulama itu bernama Jalaludin. Maka para pengawal mmbawanya ke hadapan raja ,  Mereka Berkata”Orang ini memasuki kawasan terlarang raja!”

Maka Sang Raja murka, bagaimana ia bisa memasuki kawasan larangan nya? Ia berkata “Manakah yang lebih mulia , engkau ataukah anjing???”

Maka ulama itu menjawab,” Kita tidak bisa membedakan sekarang , apakah saya lebih utama dari anjing, atau anjing yang lebih mulia daripada aku. Soal ini tergantung pada akhir kehidupanku. Apabila aku kelak mati dalam keadaan muslim, maka akulah yang lebih mulia daripada anjing. Tapi jika aku mati dalam keadaan kafir, maka anjing lebih mulia daripadaku..”