Penggunaan Ayat-Ayat Al-Quran untuk Menarik Hati Orang Lain

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Ustad yang dirahmati Allah SWT, dalam fenomena sehari-hari kadang kita temui sebagian dari kita menggunakan sebagian dari Ayat-Ayat dari Al-Qur’an (misalnya Surat Yusuf)dengan maksud untuk menarik hati wanita yang dia sukai, karena saya pernah diberi suatu bacaan seperti itu tapi saya takut mengamalkannya.Pertanyaan saya adalah:

  1. Apakah perbuatan tersebut tidak bertentangan dengan syariah?
  2. Adakah dasar dalam Al-Qur’an atau Hadits yang menyebutkan anjuran untuk mengamalkan amalan-amalan tertentu untuk tujuan seperti di atas?

Atas jawaban Ustad saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebagian dari ilmu pelet memang ada yang menggunakan ayat Al-Quran. Kalau pun ilmu pelet dengan bacaan Al-Quran ini mujarab, sesungguhnya bukan karena bacaan Al-Qurannya yang berfungsi, melainkan ilu pelet itu sendiri yang bekerja.

Lalu apa fungsi bacaan Al-Quran itu?

Fungsinya nyaris tidak ada, kecuali sekedar asesoris belaka. Terutama untuk memperdaya orang awam yang wawasan aqidah dan syariahnya agak lemah. Sehingga ilmu pelet yang pada dasarnya adalah sihir dan dibenci, tampil menarik karena dikemas dengan bacaan Al-Quran.

Lalu begitu banyak orang tertipu, terlena dan termakan tipu daya setan mentah-mentah. Mereka pikir, karena sudah pakai ayat Quran, berarti pelet itu boleh atau halal. Bahkan boleh jadi dibuat istilah-istilah liar yang sangat membingungkan, misalnya ilmu putih, ilmu rohani, dan istilah-istilah lain.

Padahal kalau sekedar ingin menaklukkan hati seorang wanita, maka seharusnya yang dilakukan adalah hal-hal positif yang jelas dan bisa langsung dirasakan manfaatnya. Bukan dengan membacakan mantera dan pakai jimat. Sebab mantera dan jimat itu pada hakikatnya adalah bentuk pengabdian kepada syetan.

Seorang wanita yang dibacakan mantera pelet, bila tidak punya benteng iman yang kuat, memang bisa disihir hingga seolah jadi sangat cinta dan selalu mengejar-ngejar terus. Tetapi semua itu dilakukan di luar kesadaran. Orang tua kita bilang, wanita itu kesetanan. Setan masuk ke dalam alam berpikirnya lalu mengaduk-aduk isi perasaan hatinya.

Kalau dalam bahasa Al-Quran, setan masuk ke dalam relung jiwa dan membisikinya dengan bisikan sesat. Untuk itu Allah SWT mengajarkan kepada nabi kita Muhammad SAW agar membentengi diri dari aktifitas setan dengan membaca surat An-Nas.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. (QS. An-Naas: 1-6)

Sekali seorang pernah terkenapengaruh pelet dan sihirnya sudah hilang, maka setan tidak akan melepaskan korbannya begitu saja. Maka bila dari hasil percintaan mereka berlanjut ke rumah tangga, nanti setan akan melakukan prahara jilid dua, yaitu rasa cinta yang tadinya sangat menggebu akan berubah menjadi rasa benci yang tidak ada dasarnya. Hingga rumah tangga mereka akan berubah menjadi neraka jahannam. Nauzubillah.

Pendeknya, sekali setan berhasil menjerat korbannya, sepanjang hidup tidak akan pernah dilepas lagi. Dan untuk itu, setan telah punya pengalaman panjang dan jam terbang yang sangat banyak. Setan adalah makhluk spesialis yang ekspert di bidang penyesatan manusia.

Oleh karena itu, setan tidak pernah ragu untuk sekedar mengemas ilmu pelet (baca: sihir) dengan ayat-ayat Quran. Bahkan kalau perlu satu Al-Quran yang 30 juz itu pun boleh-boleh saja. Tetapi diujung atau bagian akhir atau di sela-sela dari rentetan wirid dan doa pelet itu, biasanya ada satu kalimat yang aneh dan tidak lazim. Pada kalimat inilah seorang korban akan terkecoh, karena isinya adalah bentuk pengingkaran kepada Allah SWT sebagai tuhan, atau pengingkaran kepada rukun-rukun iman lainnya. Semua diselipkan begitu saja tanpa sepengatahuan korban.

Al-Quran Bukan Buat Memelet Wanita

Membaca Al-Quran memang berpahala. Tetapi kalau niatnya untuk memelet wanita, maka hukumnya jadi berdosa. Alih-alih pahala dan ridha Allah SWT, yang didapat malah murka dan azab yang pedih. Karena pada hakikatnya hal itu merupakan bentuk penghinaan yang sangat menyakitkan.

Sudah menjadi kewajiban buat setiap muslim untuk menjunjung tinggi Al-Quran, serta menempatkannya pada tempat yang layak.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc