Ayo Uji Tingkat Keridhaan Kita Kepada Allah…!

1 download (4)Kebanyakan orang mengira bahwa dirinya telah ridha dan menerima ketentuan Allah.

Benarkah demikian? Mari kita uji bersama sama kebenaran tersebut. Ridha terhadap ketetapan Allah memiliki beberapa tanda. Jika tanda tanda itu ada pada diri seseorang, bolehlah dia disebut sebagai orang yang ridha dengan putusan Allah. Akan tetapi, jika sebaliknya maka sudah pasti orang itu termasuk mereka yang tidak puas akan ketentuan Allah.

Berikut ini tanda tanda ridha terhadap keputusan Allah :

Tanda pertama, sebelum memutuskan sesuatu, terlebih dahulu melakukan ikhtiar dan usaha dengan melaksanakan sholat istikharah. Salat istikharah dilaksanakan setelah benar benar bertekad untuk melakukan sesuatu. Kemudian, berdoalah kepada Allah :

Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa hal ini baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akhiratku, maka mudahkanlah aku dalam melaksanakannya, berikanlah berkah pada apa yang akan aku lakukan ini. Akan tetapi, jika Engkau tahu bahwa hal itu tidak baik buat untuk agamaku, kehidupanku, dan akhiratku maka jauhkanlah hal itu dariku dan jauhkanlah diriku darinya, berikanlah yang terbaik untukku, serta jadikan aku sebagai orang yang ridha dengan apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku.”

Kalau anda memang serius membaca doa tersebut, anda akan menyerahkan semuanya kepada allah, anda tentu akan membiarkan Dia yang memilih, jika baik, Allah akan mengabulkan permintaan tersebut, dan jika tidak, Dia akan menggagalkannya. Jadi jangan tentukan sendiri keinginan anda, melainkan libatkan dan serahkan semuanya kepada Allah, biarkan Dia memilih untukmu.

Tanda kedua, Anda tidak merasa getir saat takdir Allah tidak sesuai dengan keinginan dan kehendakmu.

Apakah anda sudah lupa? Bukankah anda baru saja memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Allah? Bukankah anda baru saja meminta kepadaNya agar menjauhkan sesuatu yang menurut Dia tidak baik buat anda? Jadi mengapa harus kecewa?

Kita selalu meminta apa saja yang kita suka kepada Allah. Namun, ketika yang datang justru yang kita benci, kita pun hanya merelakan itu, karena ternyata Allah lebih mencintainya.

Lihatlah Umar bin Abdul Azis, ketika suatu kejadian, saudaranya, anaknya dan pembantunya meninggal secara bersamaan, dia memang terpukul dengan peristiwa itu, tapi ia segera berucap,”Demi Allah yang telah mencabut nyawa mereka, aku tidak senang jika apa yang sudah menjadi ketetapan Allah tidak terjadi”.

-Khalid Umar-