Gempa

Getaran HP di bawah bantal membangunkan tidur nyenyak yang mungkin baru dijalani sekitar setengah jam. Rasa lelah telah melelapkan tubuh ini untuk beristirahat dengan nyaman di tengah anak-anak.

“assalamu’alaikum..” setengah sadar kuangkat HP ketelingaku “walaikumsalam.. Teh Na.. gimana keadaan di sana?” sebuah suara yang tak kukenali dengan baik terdengar seperti resah “baik-baik aja..” jawabku sambil mencoba melebarkan mata dan melirik layar HP. Suparmi. Ah, nama yang hampir terlupakan setelah sekian lama tak berkomunikasi.

“Gempa-nya besar ya?”
“Apa? Di sana ada gempa?” tanyaku setengah sadar dan menahan kantuk “Lho kan gempanya di Bandung”
“Oh saya ga tau.. saya baru saja tertidur..”
“Ya sudah, maaf ganggu tidurnya Teh Na.. baik-baik ya, assalamu’alaikum..”
“walaikumsalam..”

Dan setelah menyimpan HP kembali di bawah bantal saya sempatkan memperbaiki letak tidur anak-anak dan menyelimuti mereka satu-satu kemudian kembali tertidur.

Subuh telepon rumah berdering. Rutinitas pagi, ayahnya anak-anak selalu menelepon sekedar membangunkan anak-anak dan bertukar sapa. Pertanyaan mengenai gempa yang terjadi semalam membawa ingatan saya kembali pada telepon semalam dari Suparmi. Jadi gempa itu memang ada, gumam saya dalam hati. Duh Tuhan, menyesal saya mengikuti kantuk saya dan tidak sepenuhnya menanggapi telepon Suparmi. Bagaimana jika terjadi apa-apa pada anak-anak sementara saya malah nyenyak tertidur sementara suami mempercayakan sepenuhnya anak-anak pada saya.

Sesampainya di kantor, saya kembali mendengarkan cerita mengenai gempa semalam dari teman satu ruangan. Katanya gempa itu cukup besar dan lumayan agak lama. Dia agak sedikit heran karena saya mengaku tak tahu sama sekali mengenai gempa itu. Beberapa teman bahkan menceritakan mereka sempat membangunkan anak-anak dan berlarian keluar rumah. Wah..

Setelah mendengar cerita-cerita mereka saya terdiam dan tiba-tiba saja merasa begitu beruntung sekali. Terjadi gempa di hati dan pikiran saya. Allah begitu menyayangi saya dan keluarga. Dilelapkannya kami dengan nyenyak hingga tak dibuat panik karenanya. Alhamdulillah semua baik-baik saja dan berlalu dengan tenang. Tak ada lagi penyesalan karena tidak terbangun dan tidak menyadari kehadiran gempa itu. Allah selalu mengetahui apa-apa yang terbaik bagi kita, hanya saja terkadang kita mengukur dengan ukuran kita dan melihat suatu kejadian sebagai yang terburuk yang pernah kita temui. Selalu ada yang bisa kita syukuri hanya saja kita terkadang melewatkannya.

Hikmah selalu ada dalam setiap kejadian kecil mau pun kejadian besar. Subhanallah, teman yang hampir terlupakan dan telah lama terputus komunikasi hadir kembali dalam kehidupan saya dengan cara yang tak diduga sama sekali. Saya yang selama ini belum pernah bertemu dengannya, hanya bertukar sapa lewat HP dan surat menemukan bahwa saya memiliki seseorang yang mengkhawatirkan keadaan saya. Perhatiannya mengingatkan saya untuk senantiasa menjaga silaturahmi, mengingatkan saya agar bisa menjadi seseorang yang berarti bagi orang lain.

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah, di samping keimanan mereka (yang sudah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi, dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. " (QS. Al-Fath: 4)