Kuda dan Panah Senjata Akhir Zaman

Rasulullah ﷺ  bersabda:

عَنْ أَبِي عَلِيٍّ ثُمَامَةَ بْنِ شُفَيٍّ أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ {وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ} أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلَا إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ

Artinya: “Dari [Abu Ali Tsumamah bin Syufayi] bahwa dia mendengar [‘Uqbah bin ‘Amir] berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ menyampaikan ketika beliau di atas mimbar: ‘(Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi) ‘ (Qs. Al Anfaal: 60), ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar.” (HR. Muslim).

An-Nawawi (676 H) dalam al-Minhaj berkata: Dalam hadits ini dan hadits-hadits lainnya dengan makna yang serupa menunjukkan keutamaan memanah dalam berjihad serta penggunaan senjata lainnya. Dan juga sama halnya dengan menggunakan kuda. Badruddīn al-‘Aini (855 H) dalam al-‘Umdah berkata: al-Quwwah ialah sesuatu yang memberi kekuatan dalam perang seperti menggunakan pedang, panah dan busur. Jika ditilik dalam sejarah generasi umatnya ini kemerdekaan negeri-negeri dengan menggunakan panah dan kuda.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ سَتُفْتَحُ عَلَيْكُمْ أَرَضُونَ وَيَكْفِيكُمُ اللَّهُ فَلَا يَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَلْهُوَ بِأَسْهُمِهِ

Artinya: “Dari ‘Uqbah bin ‘Amir dia berkata, Saya mendengar Rasulullah ﷺ wasallam bersabda: Kalian akan menaklukkan banyak negeri dan Allah akan menyempurnakan (janji-Nya) kepada kalian, karena itu janganlah kalian bosan berlatih memanah.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah ﷺ menerangkan penting belajar memanah hingga beliau mengatakan orang yang enggan belajar memanah bukan dari kelompoknya. Rasulullah ﷺ  bersabda:

وَعَنْهُ قَالَ: «مَنْ عَلِمَ الرَّمْيَ، ثُمَّ تَرَكَهُ، فَلَيْسَ مِنَّا» أَوْ «قَدْ عَصَى»

Artinya: “Darinya (‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhani (semoga Allah Ta’ala ridho padanya): Rasulullah ﷺ bersabda, “barangsiapa telah diajarkan memanah dan kemudian meninggalkannya maka dia bukan termasuk golongan ku atau maka dia telah bermaksiat (terhadap Rasulullah ﷺ).” (HR. Muslim).

Sahabat Umar bin Khattab pernah menulis surat kepada penduduk Syam untuk mengajarkan berenang, memanah dan berkuda kepada generasi muda.  Umar bin Khattab berkata:

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الشَّامِ أَنْ عَلِّمُوا أَوْلادَكُمُ السِّبَاحَةَ وَالرَّمْيَ وَالْفُرُوسِيَّةَ

Artinya:  “Umar bin Khattab telah mewajibkan penduduk Syam supaya mengajar anak-anak kamu berenang, dan memanah, dan menunggang kuda.”

Dalam atsar ini disebutkan selain berkuda dan memanah, berenang merupakan sesuatu yang diperintahkan. Perintah ini juga sejalan dengan titah dari baginda Rasulullah ﷺ .