UAS: Kemuliaan Seseorang Terletak pada Ucapan Terakhir Sebelum Ajal

Eramuslim.com – Saat ini orang semakin berlomba-lomba untuk meraih kenikmatan dunia.

Orang mengejar harta kekayaan yang tidak ada habisnya, menginginkan posisi jabatan tertentu di tempat kerjanya, atau mengejar gelar akademik setinggi-tingginya.

https: img.okezone.com content 2021 04 27 330 2401400 uas-kemuliaan-seseorang-terletak-pada-ucapan-terakhir-sebelum-ajal-jh2GG2uf0d.jpg

Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan renungan mengenai fakta tersebut dalam postingan Instagramnya @ustadzabdulsomad_official,  dia menuliskan soal kekayaan, jabatan, dan kepintaran bukan nikmat terbesar yang bisa menentukan kemuliaan seseorang.

“Nikmat terbesar bagi kita hari ini bukan kaya, karena banyak orang kaya tapi harta tidak bisa menolongnya di hadapan Allah SWT. Nikmat terbesar bagi kita hari ini bukan jabatan, karena jabatan tidak bisa melepaskan, menolong kita dari neraka jahannam,” terangnya.

Jika kemuliaan seseorang ditentukan dari hal tersebut, UAS mengatakan maka Firaun, Qarun, dan Hawan adalah orang yang mulia di sisi Allah SWT, padahal mereka adalah orang yang tercela.

“Kalaulah manusia itu mulia karena jabatan, maka Firaun jauh lebih mulia. Kalau manusia lebih mulia dari harta, maka Qarun sampai saat ini harta yang tertimbun di dalam tanah. Kalau orang mulia karena otaknya, maka tidak ada yang lebih cerdas dari hawan,” ujarnya.

Melainkan, UAS melanjutkan, kemuliaan seseorang ditentukan dari ucapan (kalam) terakhirnya ketika ajal menjemputnya. Orang yang mulia kata terakhirnya adalah lafadz Laa ilaa ha illallah (tiada tuhan selain Allah SWT).

“Kemuliaan terletak pada: Ya Allah, jadikan kalam terakhir kami ketika ajal sampai, ucapan terakhir yang keluar dari mulut adalah Laa ilaa ha illallah,” pungkas UAS. [Okezone]