Konsep Bisnis Dalam Al-Qur’an (2)

B. Bisnis yang Tidak Menguntungkan

Seluruh transaksi yang hanya mendatangkan keuntungan sedikit dan insidental, bahkan pada akhirnya membawa kerugian yang besar dan berdampak fatal dinilai Al-Qur’an sebagai bisnis yang sangat merugikan. Kerugian yang diakibatkan karena transaksi derivatif dengan melakukan barter antara kenikmatan surgawi yang abadi dengan kenikmatan duniawi yang fana. Mereka yang melakukan transaksi seperti ini sangat dicela oleh Al-Qur’an dan dianggap manusia paling merugi di dunia dan di akhirat.[37]

Transaksi yang hanya menguntungkan segelintir orang namun pada saat yang sama menghancurkan sendi-sendi perekonomian masyarakat, seperti riba, dianggap sebagai bisnis yang merugikan, walaupun menguntungkan bagi kalangan perbankan.[38]

Bisnis yang tidak menguntungkan menurut Al-Qur’an disebabkan karena tiga hal:

  1. Investasi yang tidak prospektif.
  2. Keputusan yang tidak tepat dan tidak logis.
  3. Perilaku yang tidak terpuji.

1. Investasi yang tidak prospektif

Menurut Al-Qur’an, diantara investasi yang dapat mengakibatkan pelakunya mengalami kerugian, bahkan kehilangan modalnya sehingga terancam bangkrut total, adalah: menukar akhirat dengan dunia; [39] menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah demi mendapat keuntungan dunia yang kecil; [40] menjual ideologi dan idealisme demi pragmatisme dan hedonisme tanpa peduli lagi dengan pahala akhirat; [41] terobsesi dan mengabdi pada dunia sehingga lalai dalam pengabdian pada Allah; [42]  dan puncaknya adalah mengorbankan modalnya yang paling berharga yaitu kehidupan itu sendiri, untuk sesuatu yang sia-sia.[43]

2. Keputusan yang tidak tepat dan tidak logis

Tidak ada suatu kenaifan dalam kehidupan ini yang lebih besar dari sebuah keputusan yang diambil dengan cara-cara yang tidak tepat, tidak logis dan tidak rasional. Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa keputusan yang tidak tepat dan tidak logis dalam hidup ini akan mengakibatkan kerugian besar dan penyesalan panjang.

Diantara contoh pengambilan keputusan yang tidak tepat adalah: lebih mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat; [44] bergelimang dengan hal-hal yang khabits (kotor) karena ingin cepat kaya; [45] menggadaikan iman demi harta dan kekuasaan; [46] terobsesi kemegahan dunia dan menyepelekan nilai-nilai kebenaran dan hidayah; [47]  mencari pelindung selain Allah; [48] menjalankan bisnis yang menjauhkan dirinya dari jalan lurus yang telah ditunjukkan Allah; [49] lebih memprioritaskan bisnis entertainment daripada bisnis yang mengedukasi akal dan spiritual; [50]  dan terlalu disibukkan dengan harta dan jabatan daripada mengingat Allah dan Hari Akhir. [51]

3. Perilaku yang tidak terpuji

Perilaku apapun yang Allah larang akan menjerumuskan pelakunya dalam kerugian yang nyata. Al-Qur’an menyebutkan perilaku-perilaku yang tak terpuji itu bersamaan dengan konsekuensinya yang akan merugikan dirinya di dunia maupun diakhirat. Perilaku yang tidak terpuji menurut Al-Qur’an diantaranya: tidak mengimani dan menolak petunjuk Allah dalam Al-Qur’an; [52] menyembunyikan ayat-ayat Allah atau menjualnya dengan harga murah; menyakiti perasaan orang lain dengan menyebut-nyebut sedekah atau kebaikannya kepada orang tersebut; [53] kikir dan merasa diri kaya raya; [54] membelanjakan harta tidak sesuai dengan tuntunan Allah; [55] menjadi pengkhianat; [56] terlibat dalam perjudian dan minuman keras; [57] melakukan perbuatan keji dan tidak terhormat; [58]  mengkhianati amanah dan kepercayaan; [59] membangkang dan menolak perintah Allah; [60]  tidak menghargai nilai-nilai moral yang diajarkan Al-Qur’an dalam berhubungan dengan manusia; [61] merusak kesepakatan dan perjanjian; [62] tidak tahu berterima kasih; [63] melakukan perbuatan dosa; [64] melakukan kejahatan dan pelanggaran hukum; [65]  melakukan praktek prostitusi; [66] bersikap arogan dan sombong; [67] melakukan kebohongan publik dan sumpah palsu; [68] memanipulasi pembayaran zakat; [69]  dan berlaku curang dalam ukuran dan timbangan. [70]

Semua perilaku manusia selama di dunia, dimonitor, direkam dan dicatat secara tepat dan akurat oleh para Malaikat utusan Allah; dan akan diserahkan kepada yang bersangkutan di Hari Perhitungan kelak. [71]  Catatan tersebut kemudian diperiksa dan ditimbang mana yang lebih dominan antara perilakunya yang terpujinya atau perilakunya yang tidak terpuji. Buku catatan itu pulalah yang akan menjadi penentu apakah seseorang itu beruntung dan dimasukkan surganya yang abadi dan penuh kenikmatan; atau buntung dan dimasukkan ke neraka yang penuh dengan siksa yang menyengsarakan.

Wallahu a’lam bish-shawwab.

(Selesai)

Refesensi:

  1. Al-Qur’an: 2:86; 4:74.
  2. Al-Qur’an: 2:276; 30:39.
  3. Al-Qur’an: 2:86; 4:74.
  4. Al-Qur’an: 2:79.
  5. Al-Qur’an: 2:102; 2:175; 3:177; 111:1-2; 11:15-16; 17:18-19; 42:20.
  6. Al-Qur’an: 39:16, 65.
  7. Al-Qur’an: 103: 1-2. “Jika kehidupan ini diibaratkan transaksi bisnis, maka manusia yang hanya mementingkan dunia tentu saja akan merugi. Tatkala ia menghitung hasilnya di “petang hari”, maka dia akan mendapatkan kenyataan bahwa ternyata ia rugi. Dia akan mendapat keuntungan apabila memiliki dan mempertahankan iman, melakukan amal shalih, memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat, mengajak dan mendorong orang lain berada di jalan yang lurus, dengan istiqamah.” (Yusuf Ali, op.cit., 1738, no.6263).
  8. Al-Qur’an: 13:26; 31:33; 79: 37-39.
  9. Al-Qur’an: 5:100.
  10. Al-Qur’an: 22:11; 28:78; 30:9.
  11. Al-Qur’an: 28:79.
  12. Al-Qur’an: 29:41.
  13. Al-Qur’an: 31:6.
  14. Al-Qur’an: 62:11.
  15. Al-Qur’an: 63:9; 92:8; 102: 1-2.
  16. Al-Qur’an: 2:121.
  17. Al-Qur’an: 2:174.
  18. Al-Qur’an: 2:264; 4:38.
  19. Al-Qur’an: 3:116-117.
  20. Al-Qur’an: 4:107.
  21. Al-Qur’an: 5:91.
  22. Al-Qur’an: 7:33.
  23. Al-Qur’an: 8:27. Apa yang dimaksud dengan amanah dalam ayat itu bisa berbentuk hal-hal berikut: (1) kekayaan, barang-barang, utang, dll; (2) rencana, kepercayaan, rahasia; (3) ilmu, kecakapan, kesempatan, dll yang diharapkan dipergunakan oleh kita untuk kepentingan orang lain. Manusia mungkin saja mengkhianati amanah Allah dan Rasul-Nya dengan cara menyalahgunakan kekayaan, atau menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan padanya, atau juga menyalahgunakan ilmu dan kecakapan yang Allah berikan pada mereka. (Yusuf Ali, op.cit., 421, no.1200).
  24. Al-Qur’an: 9:24; 17:15; 20:124.
  25. Al-Qur’an: 11:87.
  26. Al-Qur’an: 13:25; 31:32.
  27. Al-Qur’an: 14:7; 17:27; 31:12,32.
  28. Al-Qur’an: 7:33; 17:7; 30:41; 41:46; 45:15.
  29. Al-Qur’an: 19:32; 79:37-39; 96:6-7.
  30. Al-Qur’an: 24:33.
  31. Al-Qur’an: 28:78.
  32. Al-Qur’an: 58:16; 63:2.
  33. Al-Qur’an: 68: 17-26.
  34. Al-Qur’an: 83: 1-4.
  35. Al-Qur’an: 9:212; 10:61; 11:6; 17:13-14; 34:3; 43:80; 45:29; 50:18,23; 54: 52-53; 58:6; 78L:29; 82: 10.