Ramadhan di Berlin

Bagi muslim indonesia yang tinggal di berlin, masjid alfalah menjadi tempat yang sangat dirindukan pada bulan ramadhan ini. Tarawih bersama dan dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh seorang ustadz yang sengaja diundang dari tanah air untuk mentraining kami selama sebulan penuh. Tak ketinggalan pula pagi hari sesudah sahur dilakukan sholat shubuh berjamaah. Tema-tema kuliah shubuh ramadhan tahun ini berkisar tentang tazkiyatun nafs. Ustadz salem barahem menyampaikan nasihat-nasihatnya dengan lembut dan mengena.

Bagi ibu-ibu yang tergabung dalam kajian selasa ummul falah, setiap senin sampai kamis pagi di bulan ramadhan ini, dilakukan tadarus bersama yang dilanjut ceramah oleh ustadz. Tema yang disampaikan memang banyak berkenaan dengan keseharian, apalagi tanya jawabnya. Pengalaman-pengalaman sebelumnya, acara pagi dengan ustadz dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk menannyakan banyak hal yang selama ini masih mengganjal, khususnya masalah keseharian tinggal di negeri asing ini. Tema makanan halal pun hampir setiap tahun ada saja yang menanyakannya.

Sabtu sore,sekitar pukul 15.00, masjid pun diserahkan sepenuhnya untuk para pemuda-pemudi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendapatkan banyak taushiyah dari ustadz. Mereka berbeda dalam usia maupun level studinya. Ada yang masih studkoll, ad yang baru semester awal, tapi ada juga yang hampir selesai master. Mahasiswa S3 biasanya ikut bergabung di hari ahad dengan acara bapak-bapak.

Setelah waktu untuk kajian buat para pemuda-pemudi mahasiswa selesai, maka ruangan masjid pun segera dipenuhi oleh hampir seluruh masyarakat muslim indonesia di berlin ini. Ya, sabtu adalah hari berbuka puasa bersama di masjid tercinta ini. Tua-muda, besar-kecil pun perlahan tapi pasti telah memenuhi seluruh ruangan masjid. Ibu-ibu dan beberapa mahasiswi yang hari itu bertugas, telah sibuk menata makanan di dapur. Yang lainnya tampak akrab berramah tamah dan bertukar cerita.

Anak-anak bergerombol di ruang anak-anak, para remaja yang rata-rata berusia 12-an tahun pun berkumpul dengan pembicaraan mereka.

Subhanallah…tampak kumpulan-kumpulan masyarakat sesuai dengan usia dan tema pembicaraannya. Sampai kemudian terdengar adzan maghrib berkumandang, dan kerumunan itu pun berpindah pandangan ke arah gelaran plastik di depan mereka. Dimana telah disediakan air putih, kurma dan beberapa makanan kecil sumbagan dari para jamaah. Alhamdulillah puasa hari itu diakhiri dengan berbuka puasa bersama yang insyaalloh penuh dengan barokah.

Setelah cukup berbuka dengan makanan pembuka, gelaran-gelaran plastik dan juga gelas-gelas plastik pun dirapikan kembali. Tidak ada makanan sedikitpun berada di tempat yang akan djadikan tempat sholat maghrib. Suasana kembali tenang dan khusyu,karena suara iqomat sudah diperdengarkan.

Selepas sholat maghrib, kembali plastik alas makan di gelar. Dipisahkan untuk laki-laki, perempuan dan juga buat anak-anak. Menu makan buka puasa biasanya adalah khas menu tanah air yang segar. Adakalanya sayur asam,sayur lodeh, tempe,tahu. Daging dan ayam yang sudah menjadi makanan sehari-hari disini, biasanya akan diambil ketika tahu dan tempe sudah habis. Kerupuk dan sambal pun biasanya tak ketinggalan menemani menu berbuka ini.

Hilir mudik para petugas piket membagikan makanan dan meletakkannya di alas plastik yang sudah tersedia. Juga menambah manakala di kelompk tertentu sudah kehabisan nasi, atau kehabisan sambal dan lain-lainnya. Subhanallah…sungguh suatu kebersamaan yang tiada taranya. Hanya karena nikmat-Nya kami bisa dipertemukan dalam suasana bahagia ini.

Ahad pukul 17.00-19.00, para bapak yang tergabung dalam pengajian alhisab sudah tak sabar menanti tausiyah ustadz. Tapi khusus di bulan ramadhan, yang hadir bukan hanya dibatasi untuk pengajian alhisab saja, tetapi lebih terbuka untuk para bapak yang memang ingin datang menambah pengetahuan,keilmuan dn juga insyaallh keimanan. Lain ibu-ibu, tentu saja lain pula bapak-bapak.

Biasanya diskusi yang ada dalam forum bapak-bapak biasanya cukup alot, karena banyak argumen-argumen yang dituangkan disana. Namun alhamdulillah. Meskipun pada saat diskusi tergadang cukup tegang, tapi selepas diskusi suasana akrab tak hilang dri mereka. Hangat dan akrab. (Kiriman Dewi Yuniasih, Berlin)

Foto-foto : Flickr