Otokritik Gerakan Islam

Sejak era reformasi, berbagai format gerakan Islam mewarnai dakwah negeri ini. Mulai dari format lembaga swadaya masyarakat, organisasi massa, hingga partai politik. Ada yang tetap dengan format lama tetapi dengan warna yang lebih jelas, ada yang melakukan penggandaan format tetapi tetap satu atap, ada yang pindah format karena dirasa lebih efektif, dan lain-lain.

Dari beberapa gerakan Islam yang ada di tanah air, setidaknya ada beberapa gerakan yang cukup kuat mewarnai pemikiran dan kiprah umat Islam Indonesia. Di antara mereka ada ormas yang lebih dulu muncul sebagai ormas senior: Muhammadiyah, Nahdhatul Ummah, Persis, Al-Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah, dan lain-lain. Dari ormas-ormas ini lahir sebagai organisasi sayap mereka beberapa partai politik: PAN, PMB, PKB, PPP, PNU, PBB, dan lain-lain.

Gerakan Islam yang lain adalah mereka yang lahir bukan dari ormas senior, tapi ormas baru yang kemudian kiprahnya cukup mencuat di permukaan. Di antara mereka ada FPI, FUI, MMI, PII, HMI, dan lain-lain.

Ada juga gerakan Islam yang lahir sebagai perpanjangan tangan dari gerakan Islam internasional. Di antara mereka ada Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir Indonesia, Salafi, Ikhwanul Muslimin yang di Indonesia biasa dikenal dengan jamaah tarbiyah, dan lain-lain. Dari gerakan-gerakan ini, yang berubah bentuk dalam era reformasi, adalah jamaah tarbiyah yang kemudian menjadi PKS.

Semua gerakan Islam, baik yang masih dalam bentuk ormas maupun partai, tentu tidak mau dianggap diam. Mereka berlomba melakukan manuver dakwah di negeri ini.

Kalau diukur dari cakupan garapan, bisa dibilang, era reformasi membuka peluang gerakan Islam untuk masuk ke wilayah kekuasaan. Sesuatu yang di era orde baru terlalu sulit untuk disentuh, apalagi dimasuki.

Menariknya, justru dari interaksi dengan kekuasaan inilah berbagai fenomena baru terjadi dalam tubuh gerakan Islam. Mulai dari perpecahan internal yang sebelumnya sangat solid, hingga isu uang ‘panas’. Mungkin, masih sederet fenomena baru lain, baik yang positif maupun negatif, yang mulai mewarnai gerakan Islam di Indonesia.

Sebagai bahan evaluasi dan otokritik terhadap diri kita sendiri, seperti apa kiprah yang telah dilakukan gerakan Islam selama ini untuk Islam dan kaum muslimin? Adakah kemajuan yang berarti, atau justru malah kemunduran?

***
Redaksi mengucapkan banyak terima kasih atas komentar yang telah disampaikan pada dialog sebelumnya. Semoga bermanfaat sebagai masukan untuk kita semua.