Tragedi Marvi Marmara: Selamatkan Palestina!

Untuk kesekian kalinya, tentara zionis Israel kembali mempertontonkan tindakan brutalnya. Pada hari Senin (31/5) sekitar pukul 05.00 (pukul 09.00 WIB) Israel menyerang konvoi armada kapal kebebasan Marvi Marmara yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis pro-Palestina dari 40 negara termasuk membawa wartawan dari Indonesia.

Marvi Marmara adalah satu dari 6 kapal Armada Kebebasan (Freedom Flotilla) yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Namun belum sampai tujuan, mereka di serang oleh tentara Israel. Akibat dari serangan tersebut televisi saluran 10 Israel menyebutkan, sekurangnya 19 orang tewas dari kalangan aktivis dan 50 orang lainnya luka-luka. (kompas.com 1/6/2010)

Sebelumnya, pada bulan Maret 2010 sejumlah tragedi lain juga perlu mendapatkan perhatian yakni serbuan terhadap Masjid al-Aqsha. Sebagaimana diberitakan, puluhan aparat keamanan pendudukan zionis Israel pada Ahad malam (14/3/2010), menyerbu masuk lewat bagian selatan kompleks Masjid al-Aqsha. Mereka menahan sekitar 20 orang jamaah dan mengusir mereka dari dalam kompleks masjid.

Menurut Lembaga Wakaf dan Warisan Masjid Al-Aqsha (14/12/2010), pemerintah pendudukan Israel juga terus meningkatkan operasi pengeboran bagian bawah kota yang diduduki oleh Yahudi untuk pembentukan pemukiman. Dalam keterangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa penggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari Masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin ditingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area Masjid Al-Aqsha (eramuslim.com, 16/3/2010).

Meski tindakan keji Israel di bumi Palestina sudah ratusan kali berulang, masih saja sebagian kalangan menunjukkan sikap keliru dalam merespon masalah Palestina ini. Sebagian kalangan seolah masih percaya dan menaruh harapan kepada Israel.

Buktinya, mereka masih saja menawarkan solusi damai melalui sejumlah dialog dan perundingan dengan institusi Yahudi itu. Padahal sudah jelas, sudah puluhan kali dialog dan perundingan dengan Israel dilakukan, dan sudah berjalan puluhan tahun, hasilnya boleh dikatakan nihil. Bahkan yang terjadi, tindakan Israel di Palestina dari hari ke hari makin membabi-buta.

Sebagian kalangan pun, bahkan seolah masih saja percaya dan bahkan berharap kepada AS, apalagi di bawah Obama saat ini yang dianggap lebih bersahabat dengan umat Islam dibandingkan dengan pendahulunya, George W. Bush. Padahal jauh sebelum dilantik menjadi presiden AS, yaitu saat masih dalam masa-masa kampanye Pilpres AS, Obama berkali-kali bertekad untuk menjamin sepenuhnya kepentingan dan keamanan Israel di Timur Tengah, hal ini diindikasikan pada Menlu AS Hillary Clinton (yang tentu mewakili pemerintahan Obama), dalam kutipan pidatonya di depan konvensi tahunan Komisi Urusan Hubungan AS-Israel yang dikenal dengan sebutan AIPAC, sebuah lobi kuat yang pro-Israel di Washington, Senin (22/3) ini, juga meyakinkan Israel, bahwa komitmen AS terhadap keamanan Israel masih “tetap kuat.” (voanews.com, 22/3/2010).

Tindakan brutal Israel untuk yang kesekian ratus kalinya ini merupakan tindakan biadab, yang bukan hanya harus dikecam dan dikutuk dengan keras, tetapi juga harus dihadapi dan dilawan dengan kekuatan yang sama. Apalagi serangan brutal Israel itu secara langsung ataupun tidak didukung oleh AS dan negara-negara Barat lainnya.

Karena itu, solusinya bukanlah gencatan senjata, pedamaian, resolusi DK PBB, KTT Liga Arab dll. Buktinya, meski semuanya itu terus-menerus dilakukan sejak 50 tahun yang lalu hingga kini, namun tidak pernah bisa menyelesaikan masalah Palestina dengan tuntas.

Maka solusi untuk melawan kebrutalan Israel adalah adanya persatuan umat islam untuk peduli terhadap permasalahan palestina yakni selain membantu dengan mengirimkan bantuan kemanusian berupa makanan dan obat-obatan bagi warga palestina juga dengan melakukan jihad dan penerapan Khilafah Islamiyah. Sebab, hanya Khilafahlah yang akan melindungi dan mempertahankan seluruh wilayah dan tanah kaum Muslim.

Andi Perdana Gumilang, S.Pi
Ketua MT Al Marjan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan IPB 2007-2008, Tim Laboratorium Dakwah Syiar BKIM IPB
Email: [email protected]