Dr. Mohammad Nasih: Aku Iri Terhadap Zaadit!

“Padahal sudah beragam jargon motivasi gerakan diberikan bahwa sekali aksi lebih baik dibanding seribu kuliah. Namun mereka belum juga bergerak, hanya bergerak-gerak saja,” lirihnya.

“Dengan jaket almamater yang sebenarnya membuat makin wibawa, mahasiswa malah lebih suka menjadi juru sorak di acara infotainment televisi hiburan dibanding orasi dalam aksi bersama massa rakyat,” sindirnya.

Dalam harapan yang nyaris sampai taraf putus asa, menurutnya, Zadit Taqwa menjadi penanda bahwa mahasiswa masih ada.

“Aku iri, karena aku dulu dengan sendiri hanya bisa aksi bakar majalah yang redaksinya tidak jujur dan menggelapkan dana dua edisi penerbitannya di depan kampus. Hanya begitu saja aku dihadiahi skors empat bulan dan jadi dua tahun karena proses pengadilan. Zaadit Taqwa pasti akan menghadapi risiko lebih besar. Karena risiko lebih besar itulah, aku makin iri kepadanya. Bukan iri yang menyesakkan dadaku, tetapi iri yang membuatku bangga sebagai bagian dari civitas akademika,” ujarnya.

“Aku dan tentu kita semua akan lebih bangga juga bahagia, jika Ketua-ketua BEM seluruh Indonesia: IPB, Univ. Trisaksi, ITB, Unpad, UGM, Unair, Unibra, ITS, Undip, Unsyiah, Uncen, dan UIN-UIN terutama yang membawa nama besar Wali Sembilan bersama-sama meniup peluit yang agak panjang dengan mengangkat kartu kuning yang lebih besar,” pungkasnya.(kl/ts)

Kunjungi eramuslim channel :

Eramuslim OC # 4: UNTOLD HISTORY
MISTERI BATU DAM DI MUSEUM SEJARAH JAKARTA

https://www.youtube.com/channel/UCes9taUDLMYdjri8mZFor_w